pixabay.com/id/users/pexels-2286921 |
Al Qur’an menjadi kitab suci kuno yang masih lestari sampai sekarang dan mampu bertahan sampai kurang lebih 14 abad lamanya. Yang sangat unik dalam Al Qur’an adalah, gaya bahasa yang tertulis menggunakan metode sastra sehingga perlu kajian khusus untuk memahaminya.
Banyak orang yang bisa membaca ataupun menghafal kitab suci Al Qur’an, namun tidak banyak yang bisa memahami kata-katanya secara mendalam. Hal ini karena bahasa sastra yang digunakan memang sangat tinggi sehingga banyak orang yang keliru dalam menafsirkannya.
Butuh bahasa yang sangat kaya untuk bisa menerjemahkan bahasa Al Qur’an, karena satu kata saja bisa memiliki banyak makna. Hal ini karena kalimat dalam kitab suci itu ada yang berupa sejarah, anjuran, hukum serta percintaan antara manusia dengan Tuhannya dan alam semesta.
Namun sepertiga bahasa Al Qur’an merupakan kitab sejarah manusia dan ilmu pengetahuan untuk bisa mengenal Tuhannya serta proses penciptaan alam semesta. Diperlukan ilmu khusus untuk mengkaji kalimat dalam Al Qur’an sehingga bisa memahaminya secara detail dan lengkap.
Bahasa yang bisa digunakan untuk menerjemahkan Al Qur’an secara mendalam antara lain bahasa Persia, bahasa Cina, bahasa latin, bahasa Jawa, bahasa Melayu klasik. Mempelajari Al Qur’an tidak cukup dengan terjemahannya, namun harus memahami setiap kata dengan seksama.
Setiap kata dalam kitab suci tersebut memiliki makna dan tujuan tertentu sehingga memerlukan berbagai macam ilmu tafsir. Seseorang yang akan menafsirkan setidaknya menguasai 17 ilmu tafsir sebagai pegangan ketika mengkaji arti dan makna kata serta kalimat dalam Al Qur’an.
17 Ilmu Untuk Menafsirkan Al Qur’an
Sebenarnya tidak mudah untuk menafsirkan ataupun menerjemahkan kitab suci Al Qur’an karena harus memiliki dasar-dasar ilmu yang lengkap. Hal ini karena ayat-ayat yang ada dalam kitab suci tersebut bukanlah barang jadi setelah diterjemahkan, karena masih ada makna lainnya.
Referensi: sarkub.com/17-ilmu-yang-harus-dikuasai-dalam-memahami-al-quran/