Seorang penerjemah saat menerjemahkan harus benar – benar memahami apa yang hendak diterjamahkan dan apa yang dimaksudkan oleh penulis. Penerjemahan itu tidak hanya sebatas menemukan padanan sinonim dan sitnaksis saja. Penerjemahan dengan dengan dasar pemahaman maksud penulis diperkenalkan kan oleh Kant dalam karyanya “Religion Within the Boundaries of Mere Reason” (Spivak, 2005: 93).
Spivak |
Penerjemahan harus membaca inti atau mendalami teks sumber terlebih dahulu sebagai tindakan pertama (analisis teks). Terkait dengan penerjemahan teks tersebut ke bahasa Inggris itu tidak sekedar menerjemahkan bahasa tetapi juga melihat peran bahasa Inggris sekarang ini yaitu sebagai lingua franca global. Dalam hal ini maka perlu diperhatikan untuk tidak terlalu menonjolkan budaya, nasionalisme, politik yang ada pada teks sumber karena hasil terjemahan akan dibaca di seluruh dunia.
Kehati – hatian dalam penerjemahan ke bahasa Inggris juga harus memperhatikan jenis teks seperti teks sastra yang syarat akan budaya. Spivak sendiri juga mengalami kesulitan dan merasa gagal saat menerjamahkan teks- teks yang berat.
Penerjemahan juga memperhatian tek sumber sekalipun teks tersebut sangat berbeda dengan bahasa target (Inggris) terutama teks yang langka dan kuno yang akan diubah menjadi teks global. Konseueksinya hasil terjemahan menjadi jelek atau buruk itu sudah menjadi resiko.
Cara menerjemahakan teks ke Inggris
Beberapa cara berikut ini dijelaskan oleh Spivak teknik – teknik penerjemahan saat dia menerjemahkan teks ke bahasa Inggris.
1. Addition: Memberikan informasi untuk kata asing dengan bahasa yang seacara umum. Unsur ini tetap diterjemahkan dengan tepat sebagai bentuk kecintaan penerjemah terhadap bahasa
Contoh: kata murtad, dan dorra
2. Borrowoing or loan: Peminjaman bahasa sumber yang tetap digunakan.
Contoh: Tadbhabo means “born of it.” Tatshomo means “just like it.”
Dalam penerjemahan juga melibatkan unsur pollitik serta keterlibatan kekuasan kekuasaan misal negara Arab dan India yang berkuasa pada waktu itu menyebabkan masuknya sejumlah kata yang digunakan dalam teks sumber (Bangladesh) sehingga membutuhkan analisis lebih mendalam dalam menerjemahkan, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penerjemah.
Strategi lain yaitu penggunaan idiomatic translation karena terkadang terdapat kata idiomatic tidak bisa diterjemahkan (untrastanslatable idiomatic words), tetapi sudah biasa dipahami pada teks sumber. Terjemahan akan lebih susah lagi pada puisi, pengungkapan ceritanya akan lebih susah. Situasi penerjemahan sangat beragam dan selalu terkait dengan perosalan sosial, politik, ilmu pengatahaun, dan tetap harus memasukan pandagan penulis karena setiap pandangan penulis/ teks sumber memiliki sejarah tersendiri dengan tujuan utamanya pembaca umum/ internasional.
Referensi
Spivak, Gayatri Chakravorty. 2005. Translation into English. dalam Bermann, Sandra and Michael Wood. 2005. Nation, Language, The Ethics of Translation. New Jersey: Princeton University Press