Teori Asal – Usul Bahasa

Posted on
Asal-usul bahasa merupakan aspek bahasa yang paling dipertentangkan oleh para ahli. Kajian mengenai hal ini tidak memuaskan karena sulitnya para ahli untuk mencapai kesepakatan tunggal. Ada beberapa teori asal-usul bahasa yang muncul dan tak sedikit yang mempertentangkannya. Secara umum teori asal usul bahasa dapat dikelompoknya menjadi teori tradisional dan modern, berikut macam-macamnya (Suhardi, 2012:18-19):

1. Menurut Teori Tradisional

a. Pooh-Pooh Theory

Teori in dikemukakan oleh Charles Darwin dalam Descent of Man (1871), namun nama teorinya diajukan oleh Max Muller. Darwin mengungkapkan bahwa kualitas bahasa manusia dibandingkan suara binatang berbeda dalam tingkatannya saja. Bahasa manusia berasal dari bentuk yang primitif, barangkali dari ekspresi emosi saja. Misalnya saja perasaan jijik atau jengkel diucapkan dengan mengeluarkan udara dari hidung dan mulut. Bunyi yang dikeluarkan seperti poh atau pish. Namun teori ini kemudian ditentang oleh Edward Sapir.

b. Ding-Dong Theory

Ding-Dong Theory atau Nativistic Theory dikenalkan oleh Max Muller. Menurutnya bahasa lahir secara alamiah, sama seperti pemikiran Socrates. Menurut teori ini, manusia mempunyai insting yang istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran bagi setiap kesan sebagai stimulus dari luar. Kesan yang diterima oleh indra manusia seperti sebuah pukulan pada bel sehingga melahirkan ucapan yang sesuai. Namun akhirnya Muller sendiri menolak teorinya ini.

c. Yo-he-ho Theory

Tidak diketahui siapa yang pertama kali mengungkapkan teori ini. Menurut Yo-he-ho Theory, bahasa pertama lahir dalam suatu kegiatan sosial. Dahulu, kelompok orang primitif bekerja sama secara sosial sehingga pada kegiatan mereka lahirlah bahasa. Sama seperti saat kita mendorong mobil bersama-sama maka kita terdorong mengeluarkan ucapan bersama (1, 2, 3,..). Orang primitif juga demikian, saat mereka bekerja maka pita suara mereka bergetar dan melahirkan ucapan khusus untuk setiap tindakan. Ucapan tersebut kemudian menjadi sebuah penamaan atas tindakan-tindakan yang dilakukan.

d. Bow-Bow Theory

Bow-Bow Theory disebut juga sebagai onomatopoetic atau Echoic Theory. Menurut teori ini kata-kata yang lahir merupakan tiruan terhadap suara guntur, angin, ombak, air sungai, suara kokok ayam, atau bunyi itik. Max Muller kemudian membantah teori ini karena menurutnya teori ini hanya berlaku bagi kokok ayam dan itik sementara komunikasi bahasa lebih banyak terjadi di luar kandang.

e. Gesture Theory

Menurut Gesture Theory, isyarat mendahului ujaran. Pendukung teori ini mengambil contoh penggunaan bahasa isyarat yang dipakai oleh suku Indian di Amerika Utara yang berkomunikasi dengan suku-suku yang tidak satu bahasa. Namun menurut Darwin, isyarat tidak dapat dipakai dalam semua keadaan misalnya kita tidak bisa berisyarat di tempat gelap atau saat kedua tangan memegang sesuatu.

2. Menurut Pendekatan Modern

Menurut pendekatan modern, manusia dilahirkan sempurna dengan perlengkapan fisik untuk berbicara. Otto Jespersen mengungkapkan bahwa ada persamaan perkembangan antara bahasa bayi dengan manusia primitif. Bahasa primitif hampir tak memiliki arti serupa dengan ucapan-ucapan bayi. Lama-kelamaan ucapan-ucapan tersebut berkembang menjadi sempurna.
Baca: Sejarah Perkembangan Ilmu Bahasa di Dunia

Referensi
  • Suhardi. 2012. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Bab I Asal-Usul Bahasa. Diakses dari: http://nurjaya.webs.com/BAB%201%20ASAL-USUL%20BAHASA.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *