Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi teknik penerjemahan istilah blog dalam Blogspot dan mendeskripsikan ideologi penerjemaha istilah blog yang digunakan Google Inc. pada Blogspot. Penelitian ini merupakan bidang penerjemahan yang bersifat diskriptif kualitatif. Unit analisis penelitian ini berupa istilah blog yang terdapat dalam kata, frasa, klausa, dan kalimat. Sumber data dalam penelitian ini yaitu teks terjemahan bahasa Indonesia. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat. Hasil penelitian ini diperoleh 48 istilah blog. Terdapat 5 teknik penerjamahan yaitu 1) teknik peminjaman, 2) teknik kalke, 3) teknik penerjemahan literal, 4) teknik adaptasi, 5) Teknik inversi. Ideologi terjemahan istilah blog didominasi oleh ideologi foreignisasi yaitu sebanyak 82,4% dari keseluruhan teks terjemahan.
Kata kunci: penerjemahan, teknik penerjemahan, ideologi penerjemahan
A. Pendahuluan
Blog merupakan sebuah media untuk mempublikasikan informasi di internet. Blog memungkinkan siapapun untuk berkontribusi di internet dalam bentuk tulisan, gambar, dan video. Blog juga dikenal dengan nama web log atau weblog yang artinya catatan (log) di internet. Blog mempunya fungsi yang bervariasi mulai dari catatan harian, media promosi, penawaran produk dan jasa, profil perusahaan atau organisasi. Sebagian blog dimiliki dan olah oleh seorang penulis atau beberapa penulis yang disebut Blogger.
Pada penerjemahan teks bahasa Inggris ke bahasa Indoneisa pada istilah blog yang mengakibatkan kesulitan dalam memaknai ide dan gagasan pada bahasa taget. Kesulitan pemahaman isitlah blog ini tertuma terjadi pada terjemahan kata, frasa, dan kalimat. Berdasarkan permasalahan diatas, maka artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi teknik–teknik penerjemahan isitlah blog dalam Blogspot dan memaparkan jenis ideologi penerjemahan apakah yang digunakan dalam penerjemahan istilah blog dalam Blogspot. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung untuk mengembangan bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan teks tekonologi informasi khususnya blog dan website.
B. Kajian Teori
1. Penerjemahan
Penerjemahan dapat artikan sebagai alihbahasa dari teks asli ke teks sasaran. Catford (1974:20) menjelaskan penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language by equivalent textual material in another language”. Penerjemahan bisa didefinisikan sebagai penggantian teks sumber dengan teks sasaran yang dilihat dari kesepanan makna. Melalui makna yang sepadan maka pesan yang terdapat pada teks terjemahan akan sama dengan teks aslinya.
Penerjemahan menurut Newmark (1988:5) adalah “rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text”. Sebuah teks terjemahan harus memiliki makna yang sama dengan makna yang dimaksudkan oleh penulis teks aslinya. Tujuan utama penerjemahan adalah mereproduksi pesan, maka seorang penerjemah tidak boleh melakukan hal lain diluar mereproduksi makna (Nida & Taber, 1974:12). Untuk mereproduksi makna, penerjemah harus mengutamakan kesepadanan dibandingkan dengan bentuk ujaran.
Terdapat kesaman pengertian dari beberapa definisi diatas yaitu penerjemahan berkaitan dengan kesepadanan makna antara teks dari bahasa yang satu dengan teks dalam bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan. Menurut Nord (2001:8) penerjemahan tidak hanya berkaitan dengan kesepadanan makna dalam suatu teks dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain tetapi juga terdapat hubungan fungsional. Pendapat ini lebih menekankan pada proses ‘transfer’ daripada ‘translation proper’ karena lebih mendahulukan pandangan fungsional dibandingkan standar normal kesepadanan (Nord, 2001:9). Oleh karena itu, terjemahan dipandang dari sisi apakah teks sasaran fungsional dalam konteks penerjemahan.
Dari definisi-definisi diatas akan diperoleh kesimpulan bahwa penerjemahan melibatkan Bsu dan Bsa dengan menciptakan padanan yang paling dekat baik makna dan gaya bahasa sesuai struktur semantik dan fungsionalnya.
2. Proses penerjemahan
Seorang penerjemah harus dapat menganalisis isi teks yang akan diterjemahkan dengan hati-hati. Hal ini dikarenakan pada tahap analisis, seorang penerjemah akan menghadapi beberapa kesulitan. Agar dapat menangkap isi teks dengan benar, maka seorang penerjemah harus mampu mengatasi kesuitan-kesulitan yang dihadapinya. Dalam melakukan penerjemahan, seorang penerjemah akan menghadapi beberapa masalah yang timbul akibat perbedaan budaya, antara lain benturan budaya dan ketiadaan padanan leksikal. Benturan budaya terjadi bila suatu istilah dalam bahasa sumber memiliki nilai yang berbeda dengan istilah yang ada dalam bahasa sasaran.
Proses penerjemahan terdiri dari 3 tahap, yaitu 1) analisis, 2) pengalihan, dan 3) penyusunan kembali atau restructuring (Nida dan Taber, 1974:33). Pertama analisis, pada tahap ini penerjemah melakukan analisis struktur lahiriah bahasa sumber. Tujuan analisis ini adalah untuk menemukan hubungan tata bahasa, dan maksud suatu perkataan. Lebih dari itu, dengan melakukan analisis bahasa sumber, seorang penerjemah akan bisa memahami maksud, arti, konteks, pola-pola kalimat yang digunakan dan lain-lain yang mutlak diperlukan sebelum penerjemah melakukan kegiatan penerjemahan yang sebenarnya. Penerjemah berusaha memahami dan menafsirkan isi naskah secara keseluruhan. Tahap kedua adalah pengalihan, setelah selesai proses analisis, langkah selanjutnya adalah pengalihan, yaitu menggantikan unsur dari teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran yang sepadan baik bentuk maupun isinya dengan mengingat bahwa kesepadanan bukanlah kesamaan. Tahap ketiga disebut penyusunan kembali atau rekonstruksi. Penerjemah memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa penerima, agar pesan penulis dapat disampaikan sebaik-baiknya. Setelah mendapatkan teks sasaran, produk terjemahan dapat dievalusi kembali kesesuainya, sehingga proses penerjemahan berbentuk siklus.
3. Metode Penerjemahan
Metode penerjemahan adalah cara tertentu yang dipilih atau dipercayai oleh penerjemah terhadap sebuah penugasan (Molina & Albir, 2002). Mereka mengungkapkan ada beberapa metode penerjemahan yang bisa dipilih yakni: metode interpretatif-komunikatif (penerjemahan gagasan atau amanat), harfiah (transkodifikasi linguistik), bebas (modifikasi kategori-kategori semiotika dan komunikatif) dan filologis (penerjemahan akademis atau kritik). Sementara, Menurut Newmark (1988:45) metode penerjemahan terbagi atas dua kelompok besar, yaitu (1) metode yang memberikan penekanan pada bahasa sumber (BSu) dan (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa).
a. Penerjemahan Kata demi kata (Word-for-word Translation)
Metode penerjemahan kata demi kata pada dasarya masih sangat terikat pada tataran kata (Nababan, 2003:30). Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa sumber dalam bahasa sasaran tanpa megubah susunan kata dalam terjemahannya. Dengan kata lain, susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya.
b. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Penerjemahan harfiah mula-mula dilakukan seperti penerjemahan kata demi kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran. Metode ini biasanya diterapkan apabila struktur kalimat bahasa sumber berbeda dengan struktur kalimat bahasa sasaran.
c. Penerjemahan Setia (Faithful Translation)
Penerjemahan setia mencoba memproduksi makna kontekstual teks bahasa sumber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan teks bahasa sumber, sehingga hasil terjemahannya kadang-kadang terasa kaku dan seringkali asing.
d. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)
Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantik lebih luwes dan mempertimbangkan unsur estetika teks BSu dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Penerjemahan semantik juga lebih fleksibel bila dibandingkan dengan penerjemahan setia yang lebih terikat oleh BSu.
e. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation Translation)
Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa. Istilah “saduran” dapat dimasukkan di sini asalkan penyadurannya tidak mengorbankan hal-hal penting dalam teks bahasa sumber, misalnya; tema, karakter ataupun alur. Biasanya, metode ini diterapkan dalam melakukan penerjemahan drama atau puisi.
f. Penerjemahan Bebas (Free Translation)
Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek daripada teks aslinya. Newmark tidak menyebut penerjemahan bebas sebagai “karya terjemahan”, karena adanya banyak perubahan pada teks BSa.
g. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)
Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalam teks BSu, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Oleh karena itu, banyak terjadi distorsi nuansa makna.
h. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembacanya. Sesuai dengan namanya, metode ini memperhatikan prinsip komunikasi, yakni khalayak pembacanya dan tujuan penerjemahan. Melalui metode ini, sebuah versi teks BSu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi teks bahasa sasaran sesuai dengan prinsip di atas.
Empat metode di atas yaitu pada poin a, b, c, dan d lebih berorientasi atau lebih memberikan penekanan pada BSu. Sedangkan keempat metode sisanya adalah metode yang berorientasi pada BSa.
4. Teknik penerjemahan
Teknik penerjemahan juga disebut seabagai prosedur penerjemahan yang digunakan untuk menganalisis dan mengelompokkan sejauh mana makna dapat dicapai dalam penerjemahan. Menurut Molina & Hurtado (2002) terdapat 14 teknik penerjemahan yaitu:
5. Ideologi Penerjemahan
Terjemahan yang benar tergantung pada ideologi yang dianut karena terkait kebudayaan bahasa sumber. Ideologi penerjemahan memberikan pandangan makro dalam membhasa penerjemahan sebagai bagian dari sosial budaya dan karya terjemahan sebagai bagian dari kebudayaan masyarkat.
Dalam bidang penerjemahan, ideologi diartikan sebagai prinsip atau keyakinan tentang “benar atau salah” (Hoed, 2003). Terjemahan dianggap benar jika mengandung teks bahasa sumber, kesesuaian dengan kaidah, norma, dan budaya yang berlaku pada bahasa sasaran. Anggapan yang lain bahwa penerjemahan hanya berpedoman pada keberterimaan pada bahasa sasaran. Dari dua anggapan ini maka munculah dua ideologi penerjemahan yaitu foreignisasi (foreignization) dan domestikasi (domestication).
6. Blog Blogspot
Blog merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, teks, gambar, data animasi, suara, dan gabungan dari semuanya. Menurut Lindahl dan Blount (2003) menyebutkan bahwa weblog atau blog adalah suatu situs yang menggunakan format catatan (log) bertanggal (date and time) yang digunakan untuk menerbitkan informasi secara berkala (periodical). Blog biasanya ditulis dan dimiliki oleh satu orang yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau sekedar catatan harian. Selain itu blog juga terdapat blog profesional yang digunakan untuk tujuan tertentu seperti mempublikasikan berita, tips, informasi, tutorial, profil perusahaan, dan penawaran produk dan jasa.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan memberikan uraian hasil dari explorasi terkait teknik dan ideologi terjemahan istilah blog pada Blogspot. Unit analisis dalam penelitian merupakan istilah blog berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat pada dashboard salah satu blog Blogspot yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Sumber data berupa teks hasil terjemahan yang diterjemahkan oleh Google Inc. pada Blogspot dari bahasa Inggris ke bahaa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat. Teknik ini disesuaikan dengan baca catat, karena data yang akan dikumpulkan berbentuk tulis. Teknik baca memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Pada praktiknya pengumpulan data dengan penyadapan, yaitu menyadap setiap kata, frasa, klausa, dan kalimat. Teknik ini dilakukan dengan melihat dan mencatat sumber data yaitu teks terejamahan dalam dashboard Blogspot. lalu membandingkan antara BSu dan BSa, serta memahami isi dan makna kedua sumber data tersebut. Validitas dan reliablitas data penelitian menggunakan teknik triagulasi untuk mendapatkan derajat validitas dan reliabilitas dari sumber data yang berbeda. Analisis data penelitian menggunakan model Analisis Interkatif yang meliputi 3 proses yang dapat diterapkan secara siklus yaitu 1) reduksi data, 2) sajian data, 3) penarikan simpulan/ verikiasi untuk memastikan kesesuaian hasil penelitian dengan rumusan masalah Miles dan Huberman (1984: 20).
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 48 istilah blog yang didapat dari salah satu dashboard Blogspot. Terdapat lima teknik penerjemahan pada istilah blog dalam Blogspot yaitu 1) teknik peminjaman, 2) teknik penerjemahan literal, 3) teknik kalke, 4) teknik adaptasi, dan 5) teknik inversi. Salain itu, metode yang digunakan dalam penerjemahan istilah blog ini terdiri dari 5 metode yaitu 1) metode penerjemahan kata per kata, 2) metode penerjemahan harfiah, dan 3) metode penerjemahan terpecaya, 4) metode penerjemahan adaptasi, dan 5) metode penerjemahan bebas.
Penjabaran teknik penerjemahan istilah blog tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Teknik Peminjaman
Teknik pertama yaitu teknik peminjaman, teknik ini menerjemahkan teks dengan cara mengambil secara langsung dari teks sumber. Contoh penggunaan teknik ini terlihat pada penerjamhan kata edit dan kata post.
Pada contoh nomer 1 terdapat istilah blog pada kata edit yang tetap diterjemahkan edit. Kata edit diambil secara langsung dari bahasa sumber, padahal sebenarnya diterjemahakan menjadi kata sunting, maka disebut teknik peminjaman murni. Pada contoh nomer 2 kata post diterjemahkan pos yang disesuaikan morfologi bahasa Indonesia, maka disebut peminjaman alamiah.
b. Teknik Penerjemahan Literal
Teknik penerjemahan literal yatiu tekni penerjemahan kata-demi-kata. Teknik ini terdapat pada istilah blog blogspot yang dicontohkan pada kata blogger pada frasa news from blogger.
Pada contoh diatas frasa diterjemahkan kata-demi-kata yaitu news from from blogger diterjemahkan berita dari blogger tanpa merubah struktur frasa.
c. Teknik Kalke
Teknik kalke merupakan teknik penerjemahan dengan melakukan penyesuaian kata asing atau frasa kedalam struktur Bsa. Contoh penerjemahan istilah traffic pada frasa top traffic source.
Pada frasa top traffic source diterjemahkan sumber lalu lintas teratas. Penerjemahan ini merubah strukur frasa nomina bahasa Inggris kedalam struktur frasa nomina bahasa Indonesia.
d. Teknik Adaptasi
Teknik adaptasi dalam penerjemahan menggantikan elemen BSa dengan eleman Bsu yang dikenal dan diterima. Dengan teknik ini akan terjadi penyesuaikan antara Bsu dan Bsa. Contoh penerjemahan istilah blog pada kata permalink.
Istilah pada kata permalink diterjemahkan menjadi frasa tautan permanen untuk menyesuaikan ekuvalensi dan penggunaan isitlah yang berterima, karena kata permalink syarat akan istilah blog yang tidak familiar.
e. Teknik Inversi
Teknik inversi memindahkan satu istilah dalam BSu ke bagian lain dari satu kalimat dalam BSa. Contoh istilah blog webmaster tools dalam frasa open webmaster tools diterjemahkan buka search console.
Istilah webmaster tools dalam frasa open webmaster tools diterjemahkan buka search console merupakan pemindahan isitlah dari BSu yaitu webmaster tools menjadi search console, karena istilah webmaster tools merupakan sebuah layanan yang disediakan oleh Google untuk memanajemen blog yang juga dikenal dengan nama search console dalam bahasa Indonesia.
Dari hasil analisis diatas diperoleh rekapitulasi data jenis teknik penerjemahan sebagai berikut:
Analisis ideologi penerjermahan pada Blogspot dilihat berdasarkan metode penerjemahan yang digunakan, metode yang berorientasi pada bahasa sumber antara ada tiga yaitu 1) metode penerjemahan kata per kata, 2) metode penerjemahan harfiah, dan 3) metode penerjemahan terpercaya yang lebih dominan. Contoh-contoh penggunaan metode penerjemahan tersebut antara lain: 1) Metode penerjemahan kata per kata pada frasa don’t allow, show existing diterjemahkan jangan bolehkan, tunjukan yang ada. 2) Penerjemahan harfiah pada frasa grow your audience diterjemahkan perbanyak pemirsa Anda, 3) Penerjemahan terpercaya pada frasa set up your custom domain diterjemahkan siapkan domain khusus.
Ideologi penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran dilihat dari penggunaan 2 metode penerjemahan yang ada pada dashboard blogspot yaitu metode adaptasi dan metode penerjemahan bebas. Contoh metode penerjemahan adapatasi pada kata permalink diterjemahkan menjadi frasa tautan permanen. Contoh penerjemahan bebas pada istilah custom dalam frasa custom page not found diterjemahkan pesan khusus untuk laman tidak ditemukan. Frasa pesan khusus merupakan penerjemahan bebas, sedangkan makna harfiah dari custom adalah merubah.
Dari hasil analisis diatas diperoleh rekapitulasi data metode penerjemahan sebagai berikut:
Jumlah penggunaan tiga metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber lebih besar yaitu sebesar 82,4%, sedangkan metode penerjemahan yang berorientasi ke bahasa sasaran yaitu sebanyak sebanyak 17,6 %. Presentase ini dihitung berdasarkan keseluruhan metode penerjemahan istilah blog yang ada pada Blogspot.
2. Pembahasan
Penelitian ini menunjukan bahwa penerjemahan istilah blog pada Blogspot yang mencakup kata, frasa, dan kalimat terdapat beberapa teknik penerjemahan yang digunakan oleh Google Inc. Teknik yang digunakan yaitu 1) teknik peminjaman berjumlah 21 teknik, 2) teknik penerjemahan literal berjumlah 11 teknik, 3) teknik kalke berjumlah 9 teknnik, 4) teknik adaptasi berjumlah 4 teknik, dan 5) teknik inversi berjumlah 3 teknik. Total keseluruhan teknik 48 teknik. Semua teknik penerjemahan tersebut dianalisis berdasarkan istilah blog yang ada pada kata, frasa, klausa, dan kalimat berdasarkan konteks yang ditunjukan pada gambar dimana istilah itu muncul. Teknik penerjemahan yang paling banyak digunakan yaitu teknik peminjaman dan teknik penerjemahan literal. Hal ini dikarenakan penerjemahan istilah blog yang merupakan salah satu jenis teks faktual khususnya bidang teknologi informasi dan komputer sehingga pihak Google Inc. mengutamakan keakuratan penerjemahan.
Ideologi penerjemahan isitlah blog pada Blogspot cenderung mengarah pada ideologi foreignisasi yaitu sebesar 82,4% dari semua total istilah blog. Ideolog ini dibuktikan dengan penggunaan tiga metode penerjemahan 1) metode penerjemahan kata per kata, 2) metode penerjemahan harfiah, dan 3) metode penerjemahan terpercaya. Metode paling dominan adalah metode penerjamahan kata per kata, dengan metode ini keakuratan penerjemahan dapat dipertahankan, tetapi teks terjemahan tidak alamiah. Disisi lain ideologi domestikasi juga terdapat pada Blogspot akan tetapi dengan presentase lebih kecil yaitu hanya 17,6% yang dibutkikan dengan penggunaan metode penerjemahan adaptasi dan penerjemahan bebas.
E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data terjemahan istilah blog dalam Blogspot dapat disimpulkah bahwa terdapat beberapa teknik penerjemahan pada istilah blog dan ideologi penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber. Teknik penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan Blogspot diantaranya 1) teknik peminjaman, 2) teknik penerjemahan literal, 3) teknik kalke, 4) teknik adaptasi, dan 5) teknik inversi. Hasil peneltian ini menunjukan bahwa penggunaan ideologi foreignisasi lebih dominan dari ideologi domestikasi. Hal ini dapat dilihat dari presentase penggunaan 3 metode penerjemahan yaitu 1) metode penerjemahan kata per kata, 2) metode penerjemahan harfiah, dan 3) metode penerjemahan terpercaya yang cenderung mempertahankan bahasa sumber. Penggunaan istilah blog pada kata, frasa, dan kalimat diadopsi dari bahasa pemograman dan bahasa Inggris, serta masih terdapat istilah blog yang tidak diterjemahkan. Penekanan foreignisasi didasarkan pada kesepanan hasil terjemahan agar tidak terjadi ambiguitas istilah blog.
F. Daftar Pustaka
- Catford, J.C. (1974). A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press Inc.
- Hoed, B. H 2003. “Ideologi dalam Penerjemahan” Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Penerjemahan yang diselenggarakan oleh Universitas Sebelas Maret di Tawangmangu, September 2003.
- Hoed, B. H. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
- Lindahl, C., dan Blount, E. 2003. Weblogs: Simplifiying Web Publishing in Computer (Online). Diakses tanggal 28 April 2016 http://www.csdl.computer.org/dl/mags/co/2003/11/ry114.pdf.
- Molina, L & Albir, A.H. 2002. Translation Technique Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach. Dalam Meta, Vol. XLVII, No. 4, 499-512.
- Molina, Lucia & Hurtado, A. 2002. Transalation Techniques Revisited: A Dynamic and Functionalish Approach. Meta, Vol.47, n.4. p. 498-512.
- Miles, M. B. and Huberman, A. M. 1994. Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. 2nd Edition. Newbury Park: Sage Publication.
- Nababan. M. R. 2003. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Newmark, P. (1988). A Textbook of Translation. London: Prentice Hall.
- Nida, E.A dan Taber, C. R. 1974. The Theory and Practice of Translation. Den Haag: Brill
- Nord, C. 2001. Translating as Purposeful Activity. Manchester: St. Jerome.
- Shirinzadeh, S.A. & Mahadi, T.S.T. 2014. Foreignizing or domesticating tendencies in pazargadi’s english translation of hafez’s lyrics: study a case. Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol 5 No 20.
- Tanjung, Sufriati. 2015. Penilaian Penerjemahan Jerman-Indonesia. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Baca: Teknik dan Ideologi Penerjemahan Istilah Blog pada Blogspot
Artikel ilmiah berbasis penelitian tentang teknik dan ideologi penerjemahan diatas merupakan salah satu tugas kuliah sebagai bentuk latihan penulisan karya ilmiah. Data hasil penelitian belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah dan teori yang digunakan bisa saja terjadi kesalahan pengertian dan contohnya.