Linguistik Forensik merupakan bidang linguistik terapan yang melibatkan hubungan antara bahasa, hukum, dan kejahatan. Linguistik forensik mempelajari bahasa yang digunakan dalam pemeriksaan silang, bukti presentasi, arah hakim, menyimpulkan kepada juri, peringatan polisi, ‘polisi bicara’, wawancara teknik, proses interogasi di pengadilan, dan wawancara polisi.
1. Sejarah Linguistik Forensik
Dimulai pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, beberapa ahli melakukan penelitian yang menekankan pada pengukuran atribut seperti panjang rata-rata kata, makna panjang kalimat, dan lain-lain. Aplikasi mengenai bahasa dalam kasus hukum saat itu masih sedikit dilakukan. Istilah Linguistik Forensik sendiri baru muncul sejak tahun 1968. Seorang profesor bahasa Jan Svartvik merekam istilah tersebut pada analisis pernyataan yang diberikan pada polisi di Notting Hill Police Station tahun 1953.
Jan Startvik melakukan analisis pada pernyataan yang dilakukan Timothy John Evans yang diduga membunuh istrinya dan bayinya. Dia dengan cepat menyadari bahwa pernyataan yang diberikan mengandung dua gaya dan dia mengatur tentang jumlah perbedaannya. Ada gaya menulis yang teredukasi dan ada gaya menulis berbicara.
Di Australia, ahli bahasa memulai pertemuan pada tahun 1980, untuk membicarakan mengenai aplikasi linguistik dan sosiolinguistik pada masalah hukum. Mereka menekankan pada hak individual dalam proses hukum, khususnya kesulitan yang dihadapi tersangka dari kalangan Aborigil yang diberi pertanyaan oleh polisi. Bahasa Inggris yang dikuasai oleh orang Aborigin memiliki dialek tersendiri dan pengertian mereka terhadap bahasa Inggris yang digunakan orang kulit putih kadang tidak sesuai.
2. Aplikasi Linguistik Forensik
Ahli linguistik forensi memberikan bukti analisisnya pada berbagai kasus, antara lain:
- Sengketa merek dagang dan kekayaan intelektual lainnya
- Sengketa makna dan penggunaan identifikasi penulis anonim teks (seperti surat ancaman, ponsel teks, email)
- Mengidentifikasi kasus plagiarisme
- Menelusuri sejarah linguistik pencari suaka
- Merekonstruksi percakapan teks ponsel dan sejumlah masalah lain
Ada beberapa area hukum yang memicu konflik karena masalah linguistik, salah satunya makna petunjuk yang diberikan oleh hakim kepada juri. Di Inggris dan Wales, hakim menerima rekomendasi untuk mengilustrasikan perintah mereka pada juri dengan presentasi visual untuk mencegah memberikan perintah tentang hukum.
Saat ahli bahasa memberikan bukti di pengadilan, sangat jelas bahwa pengacara dan ahli bahasa memiliki tujuan yang berbeda. Tugas dari ahli bahasa yaitu merepresentasikan opini dan menjelaskan opininya berdasarkan keilmuan bahasa yang dimilikinya.
Referensi
- Leonard, Robert Andrew.2005. Forensic Linguistics. The International Journal the Humanities, Volume 3. Diakses dari: http://www.robertleonardassociates.com/PDF/ForensicLinguistics_Applying-Scientific-Principles.pdf
- Olsson, John. What is Forensic Linguistics?. Wales: Bangor University. Diakses dari: http://www.thetext.co.uk/what_is.pdf
- Syaifullah, Aceng Ruhendi. 2009. Landasan Teori: Dari Pragmatik Menuju Linguistik Forensik. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/195608071980121-ACENG_RUHENDI_SYAIFULLAH/laporanpenelitiandasarjurusan2009/BAB_2.pdf