Ternyata masyarakat Indonesia sudah mengenal puisi sejak dahulu sekitar abad 7 Masehi ketika pada masa kerajaan Sriwijaya. Hal ini terbukti dari penemuan prasasti dengan tulisan. Selain itu, Sriwijaya menjadi pusat pendidikan dan kitab-kitabnya ditulis dalam bentuk puisi dan prosa.
Pada waktu itu prasasti dan naskah ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu kuno. Tulisan dalam prasasti ditulis dalam bentuk syair atau sumpah-sumpah serta kutukan-kutukan sebagai aturan kerajaan. Tulisan juga menyertakan nama dan pangkat petinggi kerajaan agar mereka mematuhinya.
Tulisan-tulisan itupun tidak hanya digunakan pada kerajaan saja, namun berkembang sampai dimasyarakat dan banyak digunakan pada acara adat. Acara ritual-ritual antara lain dalam beribadah, pertemuan adat, perkawinan, serta acara-acara ritual dan upacara lainnya.
Hal ini menjadi sebuah kegiatan budaya yang sudah seperti kebiasaan dalam setiap upacara di masyarakat sehingga bentuk puisi sangat banyak dan terbagi dalam beberapa macam. Beberapa puisi lama atau kuno yaitu:
1. Mantra
Puisi ini lebih banyak digunakan dalam upacara adat dan keagamaan. Puisi ini dianggap sebagai kata-kata sakti yang bisa memberikan kekuatan gaib. Pada awalnya mantra tidak dianggap sebagai puisi, namun setelah diadakan penelitian ternyata mantra masih termasuk karya sastra.
2. Gurindam
Gurindam adalah puisi yang terdiri dua baris dan biasanya berisi tentang nasihat. Bentuknya memang seperti peribahasa yang sarat dengan permasalahan dalam kehidupan manusia. Biasanya mengemukakan kata-kata tentang sebab akibat dari tema puisi. Sajaknya berbentuk (aa-bb-cc).
3. Pantun
Pantun merupakan kata-kata yang disusun sehingga menjadi kalimat yang enak untuk diucapkan. Biasanya isi kalimat pantun berupa ejekan, sindiran, kritik, saran ataupun nasihat. Pantun sudah biasa digunakan sebagai alat komunikasi pada masyarakat Melayu terutama di daerah Sumatera.
Ciri-ciri Pantun
- Terdiri dari 4 baris yang memiliki sajak ab-ab
- Biasanya terbagi dalam 8 sampai 12 baris suku kata
- Dua baris pertama sebagai kalimat sampiran dan dua baris kedua sebagai isi
4. Karmina
Karmina adalah bagian dari pantun, tapi dalam kalimat yang pendek dan terdiri dari 2 baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah kalimat isi. Karmina lebih populer digunakan pada mastyarakat Betawi dan banya digunakan pada upacara-upacara adat dan ritual.
5. Talibun
Talibun merupakan pantun yang panjang, biasanya terdiri dari 6,8,12 baris. Jika terdiri dari 6 baris, maka 3 baris pertama berarti sampiran dan 3 baris kedua berupa kalimat isi. Sedangkan untuk 8 baris, 4 baris pertama kalimat sampiran dan 4 baris yang kedua berupa kalimat isi.
6. Seloka
Seloka bentuknya hampir sama seperti pantun dan biasanya kalimatnya mengutarakan tentang kalimat bercanda, lucu serta sindiran maupun ejekan. Seloka ada yang terdiri dari 4 baris, namun ada juga yang ditulis dalam baris yang panjang.
7. Syair
Kata Syair berasal dari bahasa Arab yang artinya perasaan. Hal ini bisa diartikan dengan ungkapan perasaan dari sang pengarangnya. Syair merupakan kalimat puisi yang ditata dengan irama yang berisi kalimat petuah ataupun nasihat dan semua kata masih memiliki hubungan.