Sejarah Awal Mula Bahasa Melayu, Berkaitan Erat dengan Prasasti di Indonesia

Posted on
pixabay.com oleh sasint

Secara geografis, Bahasa Melayu adalah bahasa yang berasal dari Indonesia. Hal ini terbukti dari penemuan prasasti dan batu bersurat pada abad ke 7 M.

Batu-batu bertulis tersebut ditemukan di daerah Sumatera yang semuanya memiliki penanggalan yang bertuliskan sekitar tahun 600-an M.

Batu-batu tersebut masih bertuliskan huruf Pallawa dari India Selatan yang menjadi bagian inovasi dari bahasa Melayu. Pada masa kerajaan Sriwijaya, wilayahnya meliputi sebagian kecil daerah India selatan dan Srilanka sehingga banyak orang India selatan yang hidup di Sriwijaya.

Hal ini membuat budaya dari India selatan bisa ditransformasi ke kerajaan Sriwijaya, salah satunya adalah aksara atau tulisan Pallawa. 

Kehadiran budaya tulis menulis ini memang melengkapi budaya bahasa yang telah maju dan digunakan alat komunikasi kerajaan Sriwijaya.

Batu Bertulis di Sumatera Abad 6 M

1. Batu bertulis di Kedukan Bukit, Palembang pada tahun 683 M
2. Batu bertulis di Tawang Ruwo, Sekitar Palembang pada tahun 684 M
3. Batu Bertulis di kota Kampur, pulau Bangka pada tahun 686 M
4. Batu bertulis di Karang Brahi, Meringin daerah hulu kota Jambi pada tahun 686 M

Bahasa Melayu memang banyak digunakan di sekitar selat Malaka dan selat Sunda sebagai daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. 

Malaka menjadi bagian penting kerajaan Sriwijaya, karena membuat hubungan dengan kerajaan Cina semakin dekat dan kedua kerajaan saling bersahabat.

Kerajaan Sriwijaya sering mengirimkan hadiah kepada Kerajaan Cina sehingga pihak Cina juga sering membalas dengan hadiah pula. 

Hal ini membuat kedua negara terus berkomunikasi dan banyak kosa-kata bahasa Cina yang ditransformasi dan diadopsi kedalam bahasa Melayu.

Orang-orang Cina menyebut kerajaan Sriwijaya sebagai San-fo-tsi (Sriwijaya). Sedangkan ibukota kerajaan Sriwijiaya disebut dengan kata pan-lin-fong (Palembang). 

Orang-orang Cina menyebut pulau Malaysia yang menjadi bagian Sriwijaya dengan sebutan Ki-lan-tan (Kelantan).

Walaupun kerajaan Sriwijaya telah runtuh sekitar abad ke 13 M, namun bahasa Melayu tetap digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat Sumatera, selat Malaka dan selat Sunda. 

Bahasa Melayu pada abad ke 7 sampai 13 M masa kerajaan Sriwijaya disebut bahasa Melayu kuno.

Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad ke 13 M setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya. Masyarakat Samudra Pasai menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Arab. 

Hal ini membuat bahasa Melayu semakin berkembang pesat dengan adanya bahasa Arab terjemahan Melayu.

Banyak sekali kata-kata dari bahasa Arab yang digunakan sebagai tambahan perbendaharaan kata bagi bahasa Melayu. 

Bahasa Melayu banyak mengadopsi kata dari bahasa Arab yang kemudian menjadi bahasa Melayu misalnya kata hakim, syair, kodrat, akal, pikiran dan lainnya.

Pada masa kerajaan Samudra Pasai, bahasa Melayu memang sesudah berkembang pesat tidak seperti pada masa kerajaan Sriwijaya. 

Banyak tambahan kosakata dari bahasa Arab dan membuat peralihan dari bahasa Melayu kuno menjadi bahasa Melayu klasik.

Pada abad ke 19 Masehi, masa penjajahan Belanda banyak sekali para pelajar dari Nusantara yang belajar di Eropa. 

Hal ini membuat banyak perubahan pada bahasa melayu yang lebih maju dan menjadikan peralihan dari Melayu klasik berubah menjadi bahasa Melayu modern.

Referensi: http://bmstpm.blogspot.co.id/2008/11/sejarah-perkembangan-dan-asal-usul.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *