Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia

Posted on
Perkembangan sastra di Indonesia memang sudah dimulai sejak zaman dahulu, bahkan sekitar tahun 150 Masehi dari masa kerajaan Salakanegara. Hal ini dibuktikan dengan adanya tulisan dibatu dan pembuatan candi sebagai tanda atau catatan sejarah dari sebuah peristiwa penting yang telah terjadi.
Nenek moyang kita selalu meniggalkan jejaknya untuk generasi masa depan dengan membuat tulisan dibatu atau membangun candi sebagai dokumen. Hal ini tergolong sebagai awal mula cikal bakal lahirnya karya sastra di Indonesia karena saat itu sudah mengenal dunia tulis menulis.
Sastra adalah bagian kebudayaan asli yang dimiliki bangsa ini karena kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan instruksi. Jadi, sejak zaman dahulu nenek moyang kita sudah mengenal kata sastra dan kata itu bisa lestari sampai sekarang.
Pada masa kerajaan Mataram kuno dan tampuk kekuasaan ada di tangan Raja Daksa, cerita Ramayana sudah berkembang dan ditulis pada tahun 910 M. Dalam perkembangan kerajaan-kerajaan ditanah Jawa dan Sunda, telah melahirkan banyak sekali para sastrawan pada zaman itu.

Sastrawan dimasa Silam

1. Mpu Kanwa membuat catatan yang diberi nama kitab Arjuna Wiwaha
2. Mpu Triguna yang menulis kitab Kresna Yana
3. Mpu Panuluh menulis kitab Hari Wangsa
4. Mpu Darmaja dengan kitab Satara Dahana
5. Mpu Sedah dan Mpu Panuluh membuat kitab Bharata Yudha
6. Mpu Prapanca membuat peraturan negara dalam kitab Negara Kerta Gama
7. Mpu Tantular dengan karyanya kitab Suta Soma yang melahirkan peribahasa Bhineka Tunggal Ika
8. Patih Gajah Mada membuat kitab Kutara Manawa
9. Sultan Agung membuat kitab Satro Gending
10. Ammana Gappa dari Makassar menulis hukum pelayaran kitab Ade Alloping Bicaranna Pabbahie
Sementara itu pada masa kerajaan Melayu yang berpusat dikota Jambi juga sudah memiliki budaya sastra yang tinggi. Hal ini bisa di lihat pada kehidupan masyarakat saat itu yang sudah pandai dalam membuat pantun dan peribahasa.
Setelah itu pantun dan peribahasa berkembang di seluruh pulau Sumatera dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Dalam keadaan apapun, budaya masyarakat Sumatera adalah membuat pantun dan peribahasa. Dalam keadaan senang, sedih, berduka selalu mengeluarkan pantun dan peribahasa.
Karena itu tidak heran jika banyak para sastrawan yang lahir dari pulau Sumatera. Sastrawan dari Sumatera memang sangat mempengaruhi budaya sastra mulai abad ke-20 sekitar awal tahun 1900-an. Maka tidak heran jika bahasa nasional Indonesia ditetapkan menggunakan bahasa Melayu.

Sastrawan Dari Sumatera

1. AA Navis berasal dari Sumatera Barat yang lahir tahun 1824
2. Marah Rusli dari Sumater Barat lahir tahun 1889
3. Nur Sutan Iskandar dari Sumatera Barat lahir 1893
4. Rustam Effendi dari Sumatera Barat lahir tahun 1903
5. Muhammad Yamin dari Sumatera Barat lahir tahun 1903
6. Sanusi Pane dari Sumatera Utara lahir tahun 1905
7. Hamka dari Sumatera Barat lahir 1908
8. Amrijn Pane dari Sumatera Utara lahir tahun 1908
9. Sutan Takdir Ali Syahbana dari Sumatera Utara lahir tahun 1908
10. Selasih dari Sumatera Barat lahir tahun 1909
Selanjutnya pulau Sumatera selalu produktif dalam melahirkan sastrawan seperti Amir Hamzah yang berasal dari Sumatera Utara dan lahir pada tahun 1911. Chairil Anwar yang juga berasal dari Sumatera Utara kelahiran tahun 1922. Sedangkan Asrul Sani berasal dari Sumatera Barat yang lahir tahun 1926.
Baca: Mengenal Aliran dalam Sastra
Perkembangan sastrawan terus maju walaupun digerus oleh perkembangan teknologi internet yang sudah mulai meninggalkan media cetak. Namun permintaan masyarakat Indonesia akan buku-buku baik fiksi ataupun non fiksi semakin meningkat dan jumlah penerbit buku juga semakin banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *