Para penulis puisi Indonesia banyak sekali yang membuat puisi untuk mengkritik pemerintah karena menjalankan pemerintah secara tidak adil. Para penyair tentu saja melihat ketidak adilan pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai tema dalam pembuatan puisi untuk mengkritiknya.
Hal ini memang santer terjadi pada masa pemerintahan orde baru dikala presiden Soeharto berkuasa. Pada masa itu perkembangan sastra memang mendapatkan banyak tempat, banyak sekali media cetak terutama koran yang menampung puisi sehingga bisa berkembang pesat.
Perjalanan puisi selama masa orde baru memang berkembang pesat, namun para penulis juga tidak merasa bebas karena banyak penyair yang membuat puisi untuk mengritik pemerintah akhirnya ditangkap dan dipenjara. Bahkan ada penyair yang masuk penjara tanpa harus diadili.
Pembatasan aturan dalam membuat puisi ini tidak menyurutkan para penyair untuk tetap mengkritik pemerintah dengan puisi. Sepertinya para penyair tidak pernah takut untuk menyerukan jeritan rakyat dengan puisi melalui media massa terutama media koran dan majalah.
Karena dimasa itu hanya koran yang merupakan media terbaik untuk mencari berita, sedangkan televisi dan radio belum begitu berkembang pesat. Dimasa itu banyak instansi maupun lembaga tertentu yang sering mengadakan lomba puisi sebagai ajang untuk mencari talenta-talenta baru.
Selain itu disekolah-sekolah terutama tingkat SMP dan SMA semakin getol dalam mengajarkan karya sastra puisi. Karena pada masa itu banyak sekali diadakan lomba membaca puisi tingkat pelajar yang sering digelar pada hari libur nasional terutama pada peringatan hari kemerdekaan.
Hal tersebut tentunya memacu para sekolah-sekolah untuk bisa mengirimkan penyair berbakat agar bisa menjuarai lomba puisi dan bisa mengharumkan nama sekolah. Selain itu dalam bidang bahasa dan sastra menjadi mata pelajaran yang lebih diutamakan daripada pelajaran yang lain.
Hal yang sama juga dilakukan pada tiap-tiap sekolah dengan mengadakan lomba baca puisi setiap peringatan hari kemerdekaan pada bulan Agustus. Tentu saja dengan adanya berbagai ajang lomba tersebut maka semakin banyak bibit muda yang memiliki bakat.mulai bermunculan.
Mata pelajaran bahasa dan sastra selalu menjadi prioritas bagi setiap sekolah dengan memberikan porsi paling banyak dalam waktu belajar. Tentu saja para pelajar memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang ilmu sastra dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Dengan sistem belajar semacam ini maka secara otomatis para pelajar lebih menyukai karya sastra dan senang dengan budaya membaca. Mata pelajaran bahasa dan sastra memang lebih mudah dipahami karena memiliki hubungan yang erat yaitu sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Bagaimanapun jika hal yang dipelajari sesuai dengan kebiasaan sehari-hari, maka hal tersebut akan mudah masuk dalam pikiran dan bisa tertanam dengan baik dalam otak serta tidak mudah lupa. Hal yang dipelajari ini akan membekas dalam benak dan bisa lestari bahkan seumur hidup.