Perjalanan Puisi Lama dan Puisi Baru Indonesia

Posted on
Puisi atau puisi baru memang berkembang pesat dinegara kita dari dulu hingga sekarang. Para penulis puisi semakin bertambah banyak dan tentu saja tradisi membaca puisi memang sering dilakukan pada zaman dahulu kala ada acara resmi seperti perkawinan, upacara adat dan lainnya.
Puisi memang hampir sama dengan pantun dan syair, namun puisi bersifat bebas dan tanpa terikat oleh aturan dalam penggunaan kalimat-kalimatnya. Selain itu prosesi pembacaan puisi juga diiringi dengan penghayatan atau mimik serta intonasi sesuai dengan tema puisi tersebut.
Banyak sekali para pembaca puisi menggunakan tangan atau bola mata untuk mengekspresikan tentang tema puisi yang dibaca. Hal ini akan membuat puisi tersebut semakin dihayati dengan sepenuh hati dan bisa membangkitkan semangat bagi pembacanya maupun para pendengarnya.
Puisi bisa memiliki tema berupa saran, kritik, petuah, nasehat ataupun pandangan terhadap kehidupan manusia serta alam semesta ini. Ada juga puisi yang mengambil tema berupa kata-kata bentuk cinta dan pujian kepada Tuhan sebagai doa ataupun ratapan tentang kehidupan.
Semua penggalan puisi memang dibuat sesuai dengan sudut pandang pribadi dari penulisnya. Karena setiap penulis memiliki ide atau gagasan serta sudut pandang sendiri mengenai masalah-masalah dalam kehidupan ini. Tentu saja gaya setiap penulis puisi berbeda dalam tulisannya.
Biasanya pembacaan puisi juga terkadang didiringi dengan alunan musik agar lebih menarik yang biasa dinamakan puisi musikal. Selain itu banyak juga kalimat dalam puisi yang diangkat menjadi lagu agar bisa dilantunkan dengan musik dan dinyanyikan penyanyi atau sebuah band.
Pesatnya perkembangan puisi dan segala bentuk perubahannya terbagi menjadi beberapa angkatan.

1. Balai Pustaka

Puisi angkatan Balai Pustaka memang masih berupa puisi lama seperti pantun, syair dan mantra. Puisinya juga masih terikat pada aturan puisi lama dan berkembang antara tahun 1920 sampai dengan tahun 1933.
Para penulis puisi angkatan Balai Pustaka diantaranya :
– Merari Siregar
– Marah Roesli
– Muhammad Yamin
– Nur Sutan Iskandar
– DLL

2. Pujangga Baru

Dalam angkatan ini sudah mulai meninggalkan aturan pada puisi lama dan memasuki era puisi baru yang lebih progresif dengan sajak 2 baris, 3 baris, sampai 14 baris dalam penulisan sajak dan kalimat. Angkatan Pujangga Baru dimulai pada tahun 1930 sampai tahun 1945.
Para penulis puisi yang termasuk Pujangga Baru antara lain :
– Amir Hamzah
– Sutan Takdir Ali Syahbana
– Amrijn Pane
– DLL

3. Angkatan 45

Pada periode angkata 45 penggunaan sajak dan kalimat dalam puisi bersifat bebas tanpa terikat oleh aturan apapun dan para penulis akan lebih leluasa dalam membuat saja puisi tanpa batasan. Ini adalah bentuk revolusi puisi yang bebas berekspresi dalam membuat karya sastra puisi.
Yang termasuk penyair angkatan 45 diantaranya :
– Chairil Anwar
– Sitor Situmorang
– Asrul Sani
– Harjadi S. Hartowardijo
– DLL

4. Angkatan 66

– Taufik Ismail
– Sapardi Djoko Darmono
– Linus Suryadi
– W.S Rendra
– DLL

5. Angkatan 70 sampai sekarang

– Emha Ainun Najib
– Sutardji Colzoum Bahri
– DLL
Baca: Jenis-Jenis Puisi Lama Indonesia
Referensi
kumpulanpuisidwiki.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-perkembangan-puisi-di-indonesia.html

Beli buku sekarang

Panduan Wacana & Apresiasi Seni Baca Puisi

Panduan Wacana & Apresiasi Musikalisasi Puisi

Puisi Baru

Kajian Puisi Indonesia Modern

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *