Membicarakan tentang diksi fiksi dan fiktif maka hal yang paling mendasar yang harus kita ketahui adalah pengertiannya.
Diksi atau pilihan kata merupakan kajian bidang linguistik murni yakni berkutat pada ilmu kebahasaan.
Selanjutnya kata fiksi dan fiktif harus dapat dipahami bukan hanya pada tataran maknanya tetapi harus lebih detail lagi yakni berkaitan dengan pengertian dan konteksnya.
Beberapa waktu lalu memang sedang hangat tentang penggunaan kata fiksi dan fiktif.
Membicarakan kedua diksi tersebut berarti membicarakan tentang fenomena bahasa, maka dapat dilihat dari sudut pandang ilmu bahasa yakni ilmu linguistik.
Cabang ilmu linguistik yang tepat adalah linguistik murni yakni morfologi, jika hanya membicarakan asal katanya.
Jika membicarakan konteksnya maka akan lebih luas lagi, bisa dari sudut pandang semantik atau bisa pula analisis wacana.
Apa itu arti kata?
Arti kata hanya berarti makna atau inti sari dari suatu ungkapan. Makna kata bisa ditemukan dengan mudah dalam kamus monolingual.
Membicarakan kamus berarti membicarakan terjemahan, karena kamus merupakan suatu bank data yang berisi teks yang disebut lema yang diterjemahkan.
Jadi suatu teks dapat diterjemahkan kembali dalam bahasa yang sama.
Menurut Jacobson yang menjelaskan tentang jenis-jenis penerjemahan menyebutkan hal ini disebut intralingual translation yakni mengkomunikasikan kembali suatu makna dengan teks yang berbeda di bahasa yang sama.
Arti kata fiksi
Selanjutnya untuk mengetahui arti kata, maka kita dapat menggunakan kamus yaitu kamus monolingual.
Dalam Hal ini KBBI karena merupakan diksi berbahasa Indonesia. KBBI (2008:391) menjelaskan fiksi sebagai berikut
Fiksi : fik.si
n Susastra cerita rekaan (roman, novel, dsb)
n rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan
n pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pemikiran.
Dari tiga pengertian diatas maka kata fiksi merupakan kata benda (n) yakni sesuatu baik yang berbentuk wujud pernyataan yang diciptakan oleh seseorang hanya berdasarkan pada suatu pemikiran atau khayalan.
Dalam ranah sastra berarti fiksi adalah karya yang dibuat bukan berdasarkan pada kisah nyata. Hal ini kita kenal juga sebagai karya sastra fiksi.
Lalu fiksi juga berarti juga sesuatu tidak berwujud bisa berupa suatu ujaran, tulisan, ungkapan, dan lain sebagainya yang bersifat lisan atau tulis yang diciptakan hanya berdasarkan rekaan.
Arti kata fiktif
KBBI menjelaskan di halaman yang sama, fiktif artinya adjektiva bersifat fiksi; hanya terdapat dalam khayalan.
KBBI juga mencontohkan misal dalam cerita “Pengantin Kali Ciliwung” ini adalah cerita belaka.
Artinya ada sebuah cerita tentang pengantin di Kali Ciliwung yang isi ceritanya bukan berdasarkan kisah nyata (true story) tetapi berupa rekaan.
Pada tahap ini kita hanya membahas diksi dari sudut pandang arti kata. Yaitu makna lexikalnya saja yang bertolak pada kamus.
Makna ini menjadi acuan dalam penggunaan kata berbahasa Indonesia. Selanjutnya apakah arti kata saja itu cukup?
Dalam sudut pandang linguistik murni yakni morfologi, maka pengertian diatas sudah dianggap cukup. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang analisis wacana, tentu bisa saja berbeda.
Jika ingin mengetahui secara gamblang dari suatu motif dari suatu pernyataan maka memerlukan analisis wacana kritis (AWK).
Jika membahas tentang pengertian, terutama pengertian suatu istilah ilmu tertentu, kita tidak bisa menggunakan pengertian dari suatu kata yang bersumber dari kamus sebagai dasar definisi atau dasar dalam kajian pustaka.
Yang kita butuhkan adalah pengertian dari para ahli yang menjelaskan dalam teori yang tertulis dalam suatu buku atau jurnal. Misalkan saja, apa pengertian linguistik?
Pengertian ini tidak bisa kita tulis jika hanya berdasarkan arti kata kamus, tetapi harus ada penjelasan teoretis dari ahli.
Sumber
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Daring KBBI https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fiksi
FIKSI VS FIKTIF
Untuk Rocky Gerung salahnya dimana?
Fiksi : fik.si
n Susastra cerita rekaan (roman, novel, dsb)
n rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan
n pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pemikiran.
rocky salahnya karna bikin definisi sendiri…
menurut RG fiksi adl sesuatu yg blm sampai, memotivasi kt utk mencapainya…
setuju Etty..cerdas sekali..
mempertegas bahwa RG mmg sesat artian atheis…
Seseorang mgkn lbh menekankan pada daya imajinasi dlm kata fiksi. Dan, imajinasi itu bagian dr olah pikir mns yang belum tentu salah.
Kitab suci bukanlah fiksi, kita sebag umat beragama sangat meyakini kitab suci merupakan petunjuk langsung dr sang Qalik dan bukan hasil hayalan/karangan manusia.
Yg salah pendengarnya yg ga mengerti maksud kata per kata nya
Saya penggemar rocky gerung, tetapi seharusnya penilaian atau imajinasi yang menyatakan dan memberi pernyataan di publick tentang kitab suci itu tidak seharus nya di baca di dalam dunia politik, karna itu sudah mengganggu privat semua agama.
Dia menyatakan kitab suci itu fiksi di dalam public tentu saja banyak orang yg akan mendengar, bagaimana tanggapan orang awam yg mendengar itu, pasti saja emosional fikiran nya tentang perbedaan agama.