Peran Majalah Horison Dalam Perkembangan Sastra Indonesia

Posted on
Majalah sastra Horison didirikan pada bulan Juli 1966 di Jakarta dan diprakarsai oleh beberapa sastrawan Indonesia antara lain, Arief Budiman, Taufik Ismail, Muchtar Lubis, PK Ojong dan Zaini. Majalah Horison pertama kali terbit pada tanggal 1 Juli 1966 dengan kertas yang sangat sederhana.
Majalah sastra tersebut hadir karena kepedulian akan kebebasan para seniman pada masa itu yang tidak bisa leluasa dalam mengemukakan pendapat. Selain itu, digunakan sebagai sarana untuk menjembatani komunikasi antar sastrawan dan para pembaca melalui karya sastra dari semua seniman Indonesia.
Karya sastra dari semua seniman senior bisa disatukan dalam sebuah majalah sehingga bisa dijadikan rujukan pembelajaran bagi para pelajar. Hal ini sangat bermanfaat bagi guru disekolah untuk mengajarkan bagaimana membuat sastra yang baik dengan menyertakan contoh secara langsung.
Majalah Horison berperan penting dalam memajukan dunia sastra dinegara kita, karena program yang dibuat majalah sastra ini sangat dekat kepada para pelajar. Salah satu programnya adalah mendatangkan sastrawan terkenal seperti WS Rendra dan sastrawan yang lain datang ke sekolah SMA.
Sudah lebih dari 500 sekolah SMA yang tersebar ditanah air pernah didatangi oleh para sastrawan-sastrawan terkenal yang tergabung dalam program majalah Horison. Para sastrawan tersebut membaca puisi didepan para pelajar dan mengadakan tanya jawab seputar dunia sastra dan cara menjadi penulis.
Selain itu, sekitar tahun 1996 majalah Horison memberikan buku-buku sastra secara gratis sekitar 25 ribu eksemplar ke sekolah SMA diseluruh Indonesia. Hal ini sangat berpengaruh pada kemajuan dunia sastra dinegara kita ini sehingga kita tidak heran jika dunia sastra diIndonesia bisa berkembang pesat.
Tentunya kita patut berterima kasih kepada para pendiri majalah Horison dan semua sastrawan yang tergabung dalam program kepeduliannya kepada dunia sastra Indonesia. Setidaknya mereka ikut berpartisipasi dalam melestarikan seni budaya sastra agar bisa terus berkembang sampai sekarang ini.
Tingginya kepedulian para seniman yang tergabung dalam majalah Horison akan perkembangan dunia sastra dinegara kita memang patut diteladani. Mereka dengan segenap jiwa dan raga berusaha untuk memberikan semangat kepada para pelajar SMA agar bisa berkembang dan membuat karya seni sastra.
Seiring berkembangnya dunia internet, majalah sastra ini juga meluncurkan majalah Horison online sekitar tahun 2010, namun pernah terhenti dalam beberapa bulan. Pada bulan Juli 2016 bersamaan dengan ulang tahun majalah tersebut, Horison online dibuka lagi secara resmi oleh bapak Taufik Ismail.
Dengan dibukanya lagi majalah sastra ini secara online, maka kegelisahan para pendiri majalah ini karena sudah vakum beberapa bulan bisa terobati. Majalah Horison bisa diakses semua masyarakat secara online dan tentunya semakin mudah untuk dinikmati semua orang diseluruh penjuru tanah air.
Semoga majalah Horison bisa mengulangi masa jayanya ketika membuat program kepedulian kepada para pelajar diseluruh tanah air. Hal ini tentu saja bisa memberi dampak positif bagi perkembangan sastra dan semakin banyak bibit-bibit baru muncul untuk mengukir nama dalam dunia sastra Indonesia.
Sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *