A. Pendahuluan
Menyimak merupakan salah satu cara yang tradisional untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Walaupun keberadaannya sering kali diabaikan dalam proses pembelajaran. Namun, menyimak merupan hal terpenting dalam pengembangan komuniksa dalam bahasa Inggris. yang memiliki fungsi utama dalam pembelajaran bahasa kedua. Menyimak juga sebagai modalitas bahasa yang paling sering digunakan. Diperkirakan bahwa orang dewasa menghabiskan hampir separuh waktu komunikasi mereka dengan menyimak, dan siswapun demikian dapat menerima sebanyak 90% dari informasi di sekolah mereka melalui menyimak instruktur dan satu sama lain. Seringkali, bagaimanapun, pelajar bahasa tidak mengakui tingkat usaha yang masuk ke dalam mengembangkan kemampuan menyimaknya.
Menyimak dapat dilakukan dengan mendengarkan orang, radio, televisi, pesan, dan penerima (pendengar). Pendengar sering harus memproses pesan ketika sedang mendengarkan, bahkan jika mereka masih memproses apa yang baru saja mereka dengar, tanpa melihat ke depan. Selain itu, pendengar harus mengatasi dengan pilihan pengirim kosakata, struktur, dan tingkat pengiriman. Kompleksitas proses menyimak diperbesar dalam konteks bahasa kedua, di mana penerima juga memiliki kontrol lengkap dari bahasa.
Mengingat pentingnya menyimak dalam proses belajar bahasa dan mengajar, maka penting bagi guru bahasa untuk membantu siswa mereka menjadi pendengar yang efektif. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan memahami bagaimana proses-prose pembelajaran dengan menggunakan metode-metode pembelajaran dalam menyimak.
B. Pengajaran Menyimak Bahasa Inggris
1. Pengertian Menyimak
Menurut Anderson (Tarigan, 2008: 30) hakikat menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Menyimak memiliki makna mendengarkan dan memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain. Dalam hal itu, faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan (Sutari, 1998: 17).
Menyimak mempunyai arti yang sama dengan mendengarkan. Menurut Subyantoro dan Hartono (2003: 1-2), mendengarkan, adalah kegiatan mendengar yang dilakuakn dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar. Dalam hal ini rangsangan bunyi yang dimaksud untuk didengar adalah bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan oleh orang dalam suatu komunikasi.
Menyimak adalah kegiatan yang sengaja dilakukan, memiliki target tingkatan pemahaman yang dibutuhkan serta memperhatikan aspek-aspek non kebahasaan, seperti tekanan, nada, intonasi, ritme, dan volume suara. Dengan demikian menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya memahami ujaran sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara dengan melibatkan aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksinya (Musfiroh dkk, 2004: 5).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, dan seksama untuk memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan dengan melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi dan mereaksinya. Menyimak bukanlah kegiatan yang mudah, yang bukan hanya melibatkan telinga, namun juga melibatkan aktivitas otak.
a. Tujuan Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan mendengarkan baik disengaja dan direncanakan maupun tidak untuk mencapai tujuan. Sutari dkk (1998: 22) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dan ide, mendapatkan inspirasi, memperoleh hiburan, dan membentuk kepribadian.
Pertama, untuk mendapatkan informasi; Banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan informasi, yaitu dengan melakukan suatu eksperimen, penelitian, membaca buku, surat kabar, majalah, mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi, dengan demikian menyimak merupakan media untuk mendapatkan informasi. Kedua, untuk menganalisis informasi atau ide; Penyimak kemudian melakukan analisis terhadap informasi atau ide yang telah didapatnya tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.
Ketiga, untuk mengevaluasi informasi atau ide; Dalam mengevaluasi suatu informasi, penyimak perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Setelah dilakukan evaluasi penyimak dapat mengemukakan pendapat, menolak pendapat, meragukan informasi yang diterima, menyimpulkan ide pokok, dan menilai kebenaran informasi tersebut, Keempat, untuk mendapat inspirasi; Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan pada berbagai masalah yang belum tentu dapat segera diselesaikan atau dipecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang dibutuhkan suatu kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, pidato dalam pertemuan, cerita tentang pengalaman hidup. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya;
Kelima, untuk memperoleh hiburan; Manusia sering dihadapkan pada beberapa kesibukan dan masalah. Saat pikiran jenuh karena terlalu lelah dibutuhkan suatu hiburan. Untuk memperoleh hiburan tersebut dapat dilakukan dengan menyimak lagu-lagu, tayangan televisi, atau pertunjukkan langsung, Keenam, untuk memperbaiki kemampuan berbicara; Perlu diketahui bahwa berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar tingkat kemampuan berbicara dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. Hal ini tampak ketika sedang belajar bahasa asing.
Adapun tujuan menyimak menurut Lagon (Tarigan, 2008: 60) antara lain adalah pertama, menyimak untuk belajar; Sebagian orang melakukan kegiatan menyimak agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, kedua, menyimak untuk mengevaluasi; Menyimak untuk mengevaluasi merupakan tujuan menyimak untuk menilai apa yang disimak. Penilaian itu berupa baik-buruk, indah-tidak indah, tepat tidak tepat, logis-tidak logis dan lain-lain, ketiga, menyimak untuk mengapresiasi; Salah satu tujuan menyimak adalah untuk menikmati dan menghargai sesuatu yang telah disimak. Tujuan menyimak semacam itu merupakan menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
Keempat, menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Sebagian orang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Hal itu merupakan bahan penting sebagai penunjang dalam menyampaikan ide-idenya sendiri. Kelima, menyimak untuk membedakan bunyi.
Tujuan menyimak yang lain adalah agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, dan mengetahui bunyi yang membedakan arti dan bunyi yang tidak membedakan arti. Hal ini dapat dilihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa Asing saat mendengarkan bunyi ujaran penutur asli (native speaker). Keenam, menyimak untuk memecahkan masalah. Menyimak dengan maksud ini berarti agar pendengar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari kegiatan menyimak dapat diperoleh banyak informasi yang berharga dan bermanfaat.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka, kompetensi menyimak yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi menyimak dalam hal mendapatkan informasi ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dari teks yang yang didengarkan dapat dijawab dengan benar.
b. Jenis-jenis Menyimak
Kegiatan menyimak mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Tarigan (2008: 38-52) membagi jenis menyimak menjadi menyimak ekstensif dan intensif. Pertama, menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak diperlukan bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif dibagi menjadi dua yakni menyimak sosial (social listening) dan menyimak pasif (passive listening).
Menyimak sosial (social listening) atau menyimak sopan biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir. Mereka saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respon-respon yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan oleh seorang rekan. Menyimak sosial paling tidak mencakup dua hal, yaitu: (1) menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud, (2) memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Anderson melalui Tarigan, 2008: 41).
Sementara itu, menyimak pasif (passive listening) adalah penerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Selanjutnya, menyimak estetik (aesthetic listening) atau sering disebut juga menyimak apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak sedangkan menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif.
Kedua, menyimak intensif, kegiatan ini diarahkan pada suatu kegiatan yang diawasi dan dikontrol pelaksanaannya. Menyimak intensif meliputi menyimak kritis (critical listening), menyimak konsentratif (concentrative listening), menyimak kreatif (creative listening), menyimak eksploratif (exploratory listening), menyimak interogatif (interrogative listening) dan menyimak selektif.
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan serta butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Sedangkan, menyimak konsentratif (concentrative listening) sering disebut juga menyimak telaah. Hal ini mencakup kegiatan mencari petunjuk, hubungan, informasi, memperoleh pemahaman, memahami ide-ide, dan mencatat fakta-fakta yang terdapat dalam simakan.
Selanjutnya, menyimak kreatif (creative listening) adalah kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya. Lain halnya dengan menyimak eksploratif (exploratory listening), kegiatan ini bersifat menyelidik adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
Lebih fokus lagi, menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Lain lagi dengan menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur atau pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
2. Pengajaran Menyimak
Menyimak merupakan aktivitas kebahasaan yang sering dianggap sulit karena mengharuskan penyimak memahami serangkaian bunyi suara yang mengalir secara sepihak. Misalnya, siswa secara tiba-tiba disuruh mendengarkan kaset rekaman yang tidak diketahui sebelumnya dan tidak dimilikinya latar belakang pengetahuan apa pun tentang topik rekaman tersebut maka, siswa akan merasa bingung. Di dalam kegiatan menyimak di kehidupan sehari-hari, penyimak seyogianya sudah memiliki kesadaran dan pengetahuan terkait dengan topik rekaman yang akan didengarkan. Misalnya, saat akan mendengarkan ceramah atau saat akan mendengar penegasan jadwal keberangkatan kereta api.
Selain itu, siswa sudah mempunyai pengetahuan awal tentang isi informasi yang dicari itu. Pengetahuan awal di sini adalah kondisi dimana siswa telah mempunyai pengetahuan seperti struktur buku teks atau kosakata mengenai wacana (ceramah, siaran pemberitahuan, dan sebagainya). Dengan kata lain, pengetahuan awal yang dimiliki siswa akan topik rekaman akan memudahkan pelaksanaan proses pengajaran menyimak.
Proses pengajaran menyimak biasanya dibagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap pra kegiatan, tahap kegiatan utama, dan tahap pasca kegiatan.
a. Tahap Pra Kegiatan (Kegiatan Pendahuluan)
Sebagai kegiatan pendahuluan yang bertujuan untuk mendekatkan kegiatan terhadap aktifitas menyimak yang sesungguhnya, maka perlu mengaktifkan pengetahuan latar belakang tentang isi materi. Hal itu bisa dilakukan guru dengan cara menjelaskan isi materi yang akan diperdengarkan, siswa membaca artikel yang relevan, melihat foto atau gambar, atau guru menerangkan pengetahuan latar belakang yang dianggap penting. Di dalam proses itu, diperkenalkan juga kata-kata kunci yang dianggap penting serta kosakata yang relevan. Tetapi walaupun demikian kita tidak perlu memperkenalkan semua kata yang ada di dalam buku teks. Yang sangat penting, pada tahap ini dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan minat siswa serta berbagai usaha untuk mengadakan persiapan kegiatan menyimak.
Kegiatan pendahuluan penting lainnya adalah guru menjelaskan `apa yang akan didengar pada waktu itu dan untuk apa kegiatan mendengar itu dilakukan„. Kalau pengajaran itu dilaksanakan pada tingkat dasar dengan tujuan `untuk memperoleh informasi penting‟, maka guru harus menjelaskan tujuan menyimak `siapa, dalam situasi apa, dan melakukan apa‟. Misalnya, `oleh karena pelaku akan menelepon beberapa salon kecantikan, maka para siswa diharapkan dapat mendengar dan memahami waktu dan hari kerja salon tersebut. Selanjutnya, para siswa diberi kesempatan untuk mengaktifkan lagi latar belakang pengetahuannya tentang kosakata dan ungkapan-ungkapan yang menyatakan waktu atau jam kerja yang biasa pada umumnya. Hal ini dilakukan siswa sebagai cara untuk melakukan kegiatan menyimak dengan memusatkan perhatian pada bagian-bagian penting di dalam seluruh kegiatan. Untuk itulah kegiatan menyimak ini dimulai.
b. Tahap Kegiatan Utama (Kegiatan Ini dan Penugasan)
Dalam kegiatan ini guru menyuruh siswa mendengarkan media audio seperti kaset rekaman, video, suara asli, dan sebagainya. Cara menyuruh mendengarkannya, seperti berapa kali mendengarnya, mendengar terus menerus dari awal sampai akhir, atau menyuruh mendengar sambil menghentikan rekaman/ucapan pada bagian-bagian tertentu yang telah ditetapkan, hal ini berbeda-beda tergantung pada tingkat kemampuan siswa, banyaknya materi, tujuan menyimak, dan sebagainya. Sehingga untuk itu guru harus mempertimbangan atau memberikan kategasan secara tepat mengenai kelas yang dipegangnya. Berikut akan diberikan beberapa model pengajarannya untuk dijadikan acuan:
Pertama-tama guru menyuruh siswa mendengarkan materi dari awal sampai akhir tanpa mencatat apa pun di dalam buku catatannya, lalu guru menanyakan intisari atau garis besar materi tersebut. Lalu guru melakukan penegasan dan feedback terutama tentang point-point yang ingin diperdengarkan (isi materi, kata-kata kunci, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya) melalui task atau jawaban-jawaban dengan cara memperdengarkan materi sekali lagi dengan cara menghentikan; materi sedikit demi sedikit sesuai dengan yang telah ditetapkan guru sebelumnya. Lalu pada kegiatan terakhir siswa sekali lagi disuruh mendengarkan materi sekaligus dari awal hingga akhir;
Cara yang kedua bisa dilakukan dengan cara sebelum kegiatan guru menentukan suatu tujuan tertentu yang terpusat pada task, lalu guru menyuruh siswa mendengarkan materi untuk menyelesaikan atau untuk mencapai tujuan tersebut. Sambil mendengarkan materi yang disediakan guru, siswa mengisikan informasi-informasi penting pada task sheet yang telah dibagikan guru (task listening) sesuai dengan tujuan kegiatan menyimak tersebut. Misalnya siswa menggambar urutan jalan dengan tanda garis sesuai dengan materi dialog tentang cara menerangkan jalan untuk menuju suatu tempat tujuan.
Pada pengajaran menyimak dengan menggunakan materi suatu drama, pengajaran dapat dilakukan dengan cara wacana yang diperdengarkan kepada siswa dihentikan pada setiap bagian penting, lalu guru menyuruh siswa memprediksi kata-kata atau pengembangan berikutnya misalnya dengan petunjuk konjungsi, lalu guru melanjutkan pada bagian berikutnya. Pengajaran menyimak dengan cara yang mana pun (baik dengan cara a, maupun b.) pada prinsipnya guru secara langsung menyelenggarakan feed back dan penegasan kebenaran task yang dikerjakan siswa.
c. Tahap Pasca Kegiatan (feed back dan kegiatan secara terpadu)
Pada kegiatan akhir ini diadakan tanya jawab tentang isi materi yang barusan diperdengarkan, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan kesan-kesannya, atau menyimpulkan dari sudut isi materi. Lalu guru mengadakan penjelasan atau kesimpulan akhir dengan cara menggunakan lembaran yang berisi aspek-aspek tatabahasa, ungkapan-ungkapan, keterampilan atau starategi menyimak.
C. Kesimpulan
Pembelajaran menyimak sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menyimak dalam bahasa Inggris. Sehingga guru pengajar bahasa dituntut untuk dapat memahami konsep sebelum melakukan pembelajaran menyimak. Setelah itu baru menyusun materi ajar yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang disajikan dalam pengembangan pembelajaran. Dalam pengembangan kemampuan menyimak siswa, seorang guru harus mampu menentukan metode yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Referensi
- Musfiroh, Tadkiroatun dan Dwi Hanti Rahayu. (2004.) Menyimak komprehensif dan kritis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
- Subyantoro dan Bambang Hartono. (2003). Pengembangan kemampuan berbahasa (Keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis). Jakarta: Sinar Baru.
- Sutari, Ice., dkk. (1998). Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
- Tarigan, Henry Guntur. (2008a). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.