Abstrak
Penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis wacana sebagai teknik analisis data yang dipakai. Data adalah artikel-artikel yang memiliki register di dalamnya. Sumber data yakni Koran Merapi Sabtu 28 Mei 2016, Harian Tribun Jogja 1 Mei 2016 dan Tabloid Nyata edisi 2339 Minggu ke I Mei 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan register dalam bahasa tulis khususnya dalam artikel-artikel publik dalam koran sudah sangat banyak. Hampir semua artikel dari berbagai topik atau tema memunculkan register masing-masing. Hal ini tentunya akan memberikan tambahan informasi dan wawasan bagi para pembaca jika penulis dapat menampilkan sebuah register secara utuh. Selain itu, hasil penelitian ini juga menggambarkan pula beberapa penulis belum memiliki kepekaan pada kompetensi pembaca media dimana artikelnya dimuat, sementara kompetensi pembaca media massa cetak tersebut sangatlah beragam atau heterogen. Seyogianya, seorang penulis memahami kondisi kompetensi wawasan dari segmen pembaca media yang akan memuat artikelnya. Ini penting, agar informasi yang disampaikan dapat dicerna secara utuh oleh pembaca dan secara khusus pembaca akan menyukai media tersebut.
A. Pendahuluan
Secara sederhana Pride dan Holmes merumuskan sosiolinguistik sebagai “the study of language as part of culture and society,” yaitu kajian bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dan masyarakat. Sosiolinguistik menelaah penggunaan bahasa sebagai alat interaksi anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat sebagai unsur penting di samping bahasa sendiri dalam penelaahan sosiolinguistik. Tata bahasa tidak lengkap apabila dalam kaidah-kaidahnya tidak dimasukkan faktor sosial seperti umur, keluarga, latar belakang, dan kelompok masyarakat. Faktor sosial berpengaruh terhadap munculnya variasi bahasa, baik berupa kalimat maupun ujaran dalam masyarakat.
Trudgill (1983) mengungkapkan sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan.Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan. Implikasinya adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik, dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan tertentu.
Sebagai anggota masyarakat sosiolinguistik terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik, dan ini diwujudkan dalam kaidah- kaidah yang sebagian besar tidak tertulis tapi dipatuhi oleh warga masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasadan masyarakat.
Berdasarkan batasan-batasan tentang sosiolinguistik di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasa dengan masyarakat. Sosiolinguistik membahas atau mengkaji bahasa sehubungan dengan penutur ,bahasa sebagai anggota asyarakat. Bagaimana bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya untuk saling bertukar pendapat da berinteraksi antara individu satu dengan lainnya.
Adanya berbagai macam perbedaan dalam masyarakat seperti jenis kelamin, umur, status, dan kelas mengakibatkan berbagai macam variasi bahasa. Manusia dalam masyarakat mempunyai sifat elastis karena manusia bermasyarakat sehingga menempati tempat dan menemui suasana yang sangat bervariasi. Di samping sebab-sebab di atas, variasi bahasa juga diakibatkan oleh manusia itu sendiri secara alamiah yang mempunyai daya kreatif. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer dan Agustina, 2004: 61).
Variasi sebagai langue mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh penutur bahasa. Penutur berada dalam masyarakat heterogen sehingga wujud bahasa (parole) menjadi bervariasi. Variasi merupakan padanan dalam bahasa Perancis Variètè4 yang berarti ragam atau jenis. Adanya variasi bahasa tidak mutlak disebabkan oleh penutur, tetapi juga faktor interaksi sosial yang dilakukan oleh penutur. Keragaman bahasa akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang banyak serta berada dalam wilayah yang luas. Variasi bahasa menurut C.A. Ferguson dan J.D. Gumperz dalam Allen (ed) 1973:92;
“A variety is any body of human speech patterns which is sufficiently homogeneos to be analysed by available techniques of syncronic description and which has a suffiently large repertory of elements and function in all normal contexs of communication”.
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa dalam variasi bahasa ada pola-pola bahasa yang sama. Pola-pola bahasa itu dapat dianalisis secara deskriptif. Pola-polanya dibatasi oleh makna tersebut yang dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Lebih lanjut, variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta menurut medium pembicaraan (KBBI, 2003: 920).
Baca : Pengertian dan Contoh Bahasa, Dialek, Idiolek, Pidgin dan Kreol
Wujud variasi bahasa berupa idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels), ragam bahasa dan register. Penjelasan kelima variasi bahasa tersebut dapat dijelaskan seperti berikut :
Register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaianya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan proses macam- macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan orang. Register merupakan bentuk makna khususnya dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, yang di dalamnya banyak kegiatan dan sedikit percakapan, yang kadang- kadang sering disebut dengan bahasa tindakan.
Dengan kata lain, register dipahami sebagai konsep semantik yaitu sebagai susunan makna yang dikaitkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu. Konsep situasi menurut Halliday mengacu pada tiga hal, yaitu (1) medan (field), (2) pelibat (tenor), (3) sarana (mode). Medan mengacu pada hal yang sedang terjadi atau pada saat tindakkan berlangsung, apa sesungguhnya yang sedang disebutkan oleh para pelibat (bahasa termasuk sebagai unsur pokok tertentu). Pelibat menunjukan pada orang yang turut mengambil bagian, sifat para pelibat, kedudukan dan peran mereka.Sarana menunjuk pada peranan yang diambil bahasa dalam situasi tertentu, seperti bersifat membunjuk, menjelaskan, mendidik, dan sebagainya.
Lebih lanjut dalam sosiolinguistik dijelaskan konsep register secara lebih sempit, yakni mengacu pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerjaan yang berbeda. Di samping itu register juga merupakan variasi bahasa yang berbeda satu dengan lainnya karena kekhasan penggunannya. Berdasarkan pada situasi pemakaiannya Chaer (1995 : 90) menyatakan bahwa register merupakan variasi bahasa menurut pemakaiannya yang digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu sesuai dengan profesi dan perhatian yang sama.
Ferguson (1971) berpendapat register adalah situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi- fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada situasi komunikasi yang lain.
Register sering dihubungkan dengan masalah dialek jika dialek berkenaan dengan bahasa yang digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan bahasa itu dugunakan untuk kegiatan apa. Masyarakat di daerah tertentu memiliki dialek yang berbeda dengan daerah lain. Meskipun demikian, ada berbagai macam register yang muncul.Regiater tersebut disebabkan kegiatan masyarakat yang bermacam-macam.
Alwasilah (1985:22) mengatakan bahwa penggunaan bahasa yang khas dalam linguistik disebut linguistik. Adi Sumartono (1993:24) mengatakan bahwa register merupakan perangkat makna pengguna bahasa dengan makna dan tujuan yang relevan dengan fungsi, bahasa secara khusus. Fungsi tersebut meliputi kata- kata, penggunaan istilah dan idiom-idiom, pilihan struktur, ragam lisan atau tulisan-tulisan dan gaya wacana.
Pengertian register menurut wilkins (dalam pateda, 1990:60) bahwa register adalah ragam pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang. Register dibedakan dalam jenis-jenis berikut:
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Data dan Sumber Data
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
C. Hasil dan Pembahasan
Metode tebak makna yang dilakukan oleh pembaca yang belum paham makna dari kalimat tersebut. Hal ini akan menimbulkan penafsiran yang beragam. Semestinya, penulis memberi arti register tersebut. Sehingga substansi dari artikel tersebut dapat sampai kepada semua lapisan pembaca.
Data register berikutnya adalah extra time dan injury time. Kedua register ini diambil dari artikel dalam Harian Tribun Jogja. Dari tampilan gambar dan kalimat lengkap yang dipaparkan penulis, para pembaca dapat menyimpulkan bahwa kedua register tersebut adalah register dalam sepak bola yang bermakna tambahan waktu atau perpanjangan waktu dan detik-detik terakhir pertandingan. Register tersebut adalah:
Fungsi informasi yang diusung oleh kedua register tersebut secara umum dapat dipahami oleh pembaca. Karena keduanya telah biasa didengar bukan hanya pada pertandingan sepak bola namun juga pada kegiatan-kegiatan pertandingan olah raga lainnya.
Berikutnya adalah register ending. Diambil dari salah satu artikel dalam Tabloid Nyata. Register ini adalah bahasa Inggris namun, dewasa ini register ini sudah bukan lagi milik kalangan tertentu. Hampir semua kalangan memahami substansi dari register ini dan menggunakannnya dalam percakapan sehari-hari.
Dari kalimat lengkapnya di atas, nampak bahwa penulis menuliskan register tersebut secara miring berarti bahasa Asing atau istilah yang bukan asli bahasa Indonesia.
Sama halnya dengan regsiter chemistry yang diambil juga dari tabloid Nyata. Secara bunyi, register ini bukan lagi hal asing bagi telinga bagi pemakai bahasa. Namun, dari segi tulisan, register ini masih asing. Maklum saja, register ini adalah bahasa Inggris. Register chemistry ini ditampilkan dalam kutipan bagian artikel sebagaimana berikut ini:
Register berikutnya diambil dari tabloid Nyata yakni public liability insurance. Register dalam bahasa Inggris ini tentunya tidak dapat dipahami secara utuh oleh semua pembaca terutama yang tidak memiliki wawasan atau pengetahuan tentang istilah pajak atau keuangan atau bahasa Inggris. Sejogianya, penulis memberikan makna setelah penulisan register tersebut agar fungsi informatif dari register dapat maksimal. Kalimat lengkapnya dapat dibaca sebagaimana berikut.
Register dari bahasa Inggris namun sudah sangat umum bagi masyarakat Indonesia khususnya adalah caesar. Register ini berhubungan dengan ibu hamil dan proses melahirkan. Register sejenis ini tidak memerlukan lagi pemaknaan lebih lanjut dari penulis atau penutur karena register ini bukan lagi milik kalangan tertentu.
Dari kalimat lengkapnya didapatkan juga register down. Sama dengan caesar kedua register tersebut telah dipahami secara luas oleh masyarakat pembaca. Sehingga pengguna kedua register tersebut dalam artikel ini tidak menghambat informasi yang sesungguhnya sampai dan dipahami oleh para pembaca.
Data register terakhir yang ditampilkan dalam pembahasan penelitian ini adalah honeymoon dan babymoon. Dari dua register yang ditampilkan dalam artikel dalam tabloid Nyata ini register babymoonlah yang masih harus mendapat penjelasan makna lebih lanjut oleh penulis. Karena register ini masih tergolong baru di kalangan pengantin baru. Hal ini disadari oleh penulis, dapat dibaca dalam artikelnya secara lengkap, register ini dijelaskan secara lengkap. Ini memungkinkan para pembaca mendapatkan informasi yang utuh sekaligus baru. Kutipan kedua register tersebut ditampilkan di bawah ini:
Beberapa contoh register yang ditampilkan dalam pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena penggunaan register dalam wacana tulis sudah sangat banyak meliputi semua bidang. Register sebuah kalangan tidak lagi ditabukan dipakai pada media massa publik. Dalam hal kreativitas berbahasa ini sangat relevan dengan prinsip sosiolinguistik yakni keragaman bahasa muncul karena salah satunya disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat bahasa. Indonesia adalah negara multilingual, multiculture dan terbuka. Hal ini memungkinkan perkembangan bahasa khususnya register.
D. Simpulan
Selain itu, pembahasan ini juga menggambarkan pula kondisi sosio-linguitik dari penulis dan pembaca koran tersebut. Dimana ada beberapa penulis dari artikel yang dibahas belum memiliki kepekaan pada kompetensi pembaca media dimana artikelnya dimuat. Seyogianya, seorang penulis memahami kondisi kompetensi wawasan dari segmen pembaca media yang akan memuat artikelnya. Ini penting, agar informasi yang disampaikan dapat dicerna secara utuh oleh pembaca dan secara khusus pembaca akan menyukai media tersebut.
- Allen, W S. 1973. The Linguistic Study of language. Dalam Steven. P.D. (ed). Five Inaugural Lectures. OUP.
- Arifin, Bustanul dan Abdul Rani. (2000). Prinsip-prinsip analisis wacana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
- Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
- Chaer, A.dan Leoni Agustina. (1995). Suatu pengantar sosioinguistik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
- Cook, Guy. (1989). Discourse. Oxford: Oxford University Press.
- Dell Hymes. (1973). Foundations in sociolinguistics: an ethnographic approach Philadelphia: University of Pensylvania Press.
- Ferguson, C. A. (1971). Language structure and language use. Stanford: Stanford University Press.
- Halliday, M.A.K. (1994). On language and linguistic. New York: Continuum.
- J.B. Pride dan J. Holmes. (1972). Sociolinguistics. England: Penguin.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. (Edisi 4). (2008) Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Mahsun. (2013). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.
- Stubbs, Michael. (1983). Discourse analysis. Chicago: The University at Chicago Press.
- Trudgill. (1983). Sociolinguistic: an introduction to language and society. rev. edn. Harmondsworth, England: Penguin Books.