Stilistika berasal dari Bahasa Inggris, stylistics, yang secara sederhana diartikan sebagai ilmu tentang gaya bahasa. Stilistika merupakan bagian dari ilmu sastra, yang mempelajari tentang gaya bahasa dalam kaitannya dengan aspek-aspek keindahan.
Menurut Natawidjaya, objek kajian stilistika yaitu:
- Peribahasa: kelompok kata yang memiliki susunan tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku.
- Ungkapan: gabungan kata yang memiliki makna menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur pembentuknya.
- Aspek Kalimat: sudut pandang kita melihat sebuah kalimat sehingga mendapatkan pengertian yang khas dari maksud kalimat.
- Gaya Bahasa: pernyataan dengan pola tertentu sehingga memiliki efek tersendiri bagi yang membaca atau mendengar.
- Nilai Kata: nilai rasa kata yang menimbulkan pengertian khusus dan bersifat metonimia atau gaya bahasa trofen.
- Plastik Bahasa: kalimat yang emosional untuk menggambarkan sesuatu sehingga menimbulkan gambaran yang lebih jelas.
- Kalimat Asosiatif: kalimat konotatif, kalimat yang mengandung kata terlarang, atau kalimat yang pokok pikirannya mengandung hal tabu.
Missikova (2013) membagi stilistika menjadi dua yaitu:
- Stilistika linguistik
- Stilistika sastra
Keduanya sama-sama mengkaji bahasa dalam karya sastra, namun berbeda pada tujuan akhir kajian atau penelitian. Pada stilistika linguistik, kajian hanya untuk mendeskripsikan fenomena kebahasaan dalam karya sastra. Stilistika sastra mendeskripsikan berbagai struktur dan bentuk linguistik, terutama pada deskripsi efek estetika dan kandungan makna di balik berbagai struktur dan bentuk linguistik.
Kajian stilistika pada karya sastra dilakukan secara objektif dengan terfokus pada wujud penggunaan sistem tanda dalam karya sastra. Melalui kajian itu kita bisa mengindentifikasi ciri khas teks sastra. Pembaca karya sastra dapat lebih memahami unsur-unsur bahasa sastra baik itu berupa bunyi, kata, kalimat, ataupun wacana sastra. Tak hanya bagi pembaca atau kritikus sastra saja, stilistika juga bermanfaat bagi sastrawan. Sastrawan dapat memperkaya atau meningkatkan kualitas karya sastranya melalui stilistika.
Stilistika dapat dengan jelas kita lihat dalam sebuah puisi. Adanya gaya bahasa dapat membuat puisi menjadi lebih indah. Widdowson menyatakan jika konten puisi diringkas, sering menunjuk pada hal yang sangat umum dan tidak impresif seperti ‘alam itu indah’; ‘cinta itu luar biasa’; ‘hidup sendiri’, dan lain-lain. Namun, dalam sebuah puisi bisa menjadi berbeda, misalnya:
Aku pun tahu: Sepi kita semula
Bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
Mengekalkan yang esok mungkin tak ada
(Gunawan Muhammad)
Tak hanya dapat mengkaji sebuah karya sastra, kajian stilistika juga dapat membantu bidang lainnya seperti bidang investigasi kriminal. Investigator dapat menggunakan pendekatan stilistika untuk mengkaji data linguistik baik itu yang tertulis atau yang diucapkan. Melalui stilistika, dapat diprediksi usia, ras, jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, sosial ekonomi, budaya, ataupun latar belakang geografis seseorang.
Baca: Pengertian dan Batasan Stilistika Linguistik
Referensi
- Missikova, Gabriela. 2003. Linguistics Stylistics. Nitra: Filozoficka Fakulta Univerzita Konstantina Filozofa.
- Natawidjaja, P. Suparman. 1986. Apresiasi Stilistika. Jakarta: Intermasa.
- Widdowson, H.G. 1997. Stilistika dan Pengajaran Sastra. Diterjemahkan oleh Sudijah. Surabaya: Airlangga University Press.
Sangat membantu jika perlu kasih banyak penjelasan