Morfologi adalah sala satu konsep pusat dari belajar linguistik. Ini bukan karena morfologi merupakan sub disiplin ilmu yang dominan di dalam belajar linguistik, tetapi di dalam belajar morfologi akan di arahkan bagaimana struktur kata itu sendiri, dan kata merupakan penghubungan antara belajar fonologi, sintaks, dan semantik.
Secara etimologi istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang berarti ilmu. Di dalam linguistik ilmu morfologi digunakan untuk menganalisis satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi juga mempelajari seluk beluk kata serta pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan bentuk kata pada golongan dan arti kata.
A. Pengertian Morfologi
Beberapa sumber memberikan masing-masing definisi tentang morfologi, yakni:
Verhaar (1986: 52), morfologi atau tatabentuk; Inggr. morphology, dulu juga morphemics adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.
Ramlan (1987: 21), morfologi adalah ilmu bahasa yang memelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantic.
Kridalaksana (1993: 51), morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem.
Keraf (1984: 51), morfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata.
Chaer (1994: 3), berpendapat bahwa morfologi adalah ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang diutarakan oleh para pengamat bahasa, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah salah satu cabang linguistic yang mempelajari dan menganalisis dasar-dasar bahasa atau bagian-bagian dari tata bahasa beserta fungsinya di dalam perubahan gramatikal dan semantiknya.
B. Ruang Lingkup Morfologi
Pada dasarnya di dalam morfologi ada tiga ruang lingkupyang harus dipahami di dalam ilmu linguistic yaitu morfem, morf, dan alomorf yang akan dijelakan sebagai berikut.
1. Morfem
Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Morfem tidak bisa dibagi di dalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi. Di dalam bahasa Inggris morfem berfungsi sebagai pembeda antara kata jamak dan kata masa lampau. Menurut Chaer (1994: 146) morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Keraf (1984: 52) juga memberikan definisi tentang morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya. Jadi bisa disimpulkan bahwa morfem merupakan satuan bahasa atau gramatikal terkecil yang bermakna, yang dapat berupa imbuhan ataupun kata.
Menurut Ramlan (morfem dapat ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu sebagai berikut:
a. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis dan arti (leksikal) atau (makna gramatikal) yang sma merupakan satu morfem, misalnya, satuan lihat, dalam dilihat, melihat, penglihatan. dengan demikian lihat merupakan morfem.
b. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologi berbeda merupakan satu morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang sma, dan dan perbedaan satuan fonologisnyadapat dijelaskan secara fonologisnya. Sebagai contoh, mem, men, dan meng, di dalam kata membawa, mendukung, dan menggali memiliki arti yang sama dan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologisnya. Yait, satuan-satuan itu munculkarena mengikuti konsonan /b/, /d/, dan /g/.
c. Satuan-satuan yang mempunyai strukter fonologis berbeda, sekalipun perbedaannyatidak dapat dijelaska secara fonologis, masih dapat dianggap satu morfemapabila mempunyai arti/maknayang sama dan mempunyai distribusi komplementer (dapat diterapkan secara silih berganti). Misalnya bel- dalam kata belajar merupakan satu morfem dengan satuan ber- dalam berkebunatau be- dalam bekerja, sebab mempunyai makna yang sama dan dapat diterapkan secara silih berganti.
d. Apabila dalam deretan struktur suatu satuan berparalel dengan suatu kekosongan, kekosongan itu merupakan morfem. Sebagai contoh, dalam kalimat Dia makan kacan, kata makan dipakai tanpa menggunakan me-. Morfem yang tidak ada dalam struktur disebut morfem zero.
e. Satuan-satuan yang mempunyai struktur fologis mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Dikatakan morfem yang sama jika maknanyaberhubungan walaupun letaknya dalam kalimattidak sama, misalnya kata duduk dalam kalimat ia sedang duduk dan duduk orang itu sangat sopan. Dikatakan morfem berbeda apabila artinya berbeda, misalnya kata buku berarti ‘kitab’ dan buku ‘sendi’ atau kata mulut dalam dalam kalimat mulut gua itu lebar dan mulut orang itu lebar.
f. Setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem. Misalnya, disamping kata bersandar yang memiliki satuan ber- dan sandar terdapat kata sandaran yang memiliki satuan sandar dan –an merupakan morfem yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
2. Morf
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya, /i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud konkret atau ujud fonemis dari morfem. Misalnya, men- adalah ujud konkret dari men- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141).
3. Alomorf
Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/, dan /bel/ adalah alomorf dari ber- seperti pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar, meN- mempunyai alomorf meng-,men-, me-, mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-kata mengajak, menulis,melukis, membawa, menyapa, dan mengecet.
Baca: Pengertian dan Contoh Morfologi
Referensi
- Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
- Keraf, Gorys. 1994. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
- Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Ramlan, M. (1987). Morfologi: suatu tinjauan deskritif. Yogyakarta: Cv Karyono.