Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata dan sering juga disebut dengan istilah tatabentuk.
Menurut Ramlan, morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata.
Morfem merupakan bentuk kata yang paling kecil dan sudah memiliki arti.
Sebuah kata bisa terdiri dari satu atau lebih morfem, misalnya kata “jalan” yang terdiri dari satu morfem, “berjalan” yang terdiri dari dua morfem (ber- dan jalan), “jalan-jalan” yang terdiri dari dua morfem, atau “menjalankan” yang terdiri dari tiga morfem (me-, jalan, dan -kan).
Ditinjau dari bentuknya kata dapat dibagi menjadi dua yaitu kata asal dan kata jadian.
Kata asal bisa menjadi kata jadian melalui proses morfologi. Proses morfologi sendiri merupakan proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Ada tiga proses morfologi, yaitu:
1. Proses pembubuhan afiks (afiksasi)
Afiksasi merupakan proses menambahkan/membubuhkan afiks atau imbuhan. Afiksasi terdiri dari:
1) prefiks (awalan) : ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, se-
2) sufiks (akhiran): -kan, -an, -i
3) infiks (sisipan): -el, em, er
4) konfiks (awalan dan akhiran): ber-kan, ber-an, per-an, per-im, pe-an, di-kan, di-I, me-kan, ter-kan, ter-i, ke-an
5) simulfiks: memper-kan, memper-I, diper-kan, diper-i
2. Proses pengulangan (reduplikasi)
Reduplikasi merupakan proses pembentukan kata ulang. Macam-macam kata ulang yaitu:
1) Dwipurwa: kata ulang atas suku awal, contoh: jaka → jajaka → jejaka.
2) Dwilingga: kata ulang seluruh kata dasar, contoh: guru-guru, siswa-siswa.
3) Dwilingga salin: kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, gerak-gerik.
4) Kata ulang berimbuhan: kata ulang yang di dalamnya terdapat perulangan kata dasar dengan memperoleh imbuhan, contoh: tertawa-tawa, perumahan-perumahan.
5) Kata ulang semu: kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasar yang diulang, contoh: kura-kura, kupu-kupu.
3. Proses pemajemukan
Proses pemajemukan atau komposisi merupakan proses penggabungan dua kata atau lebih sehingga membentuk kata majemuk atau kata yang memiliki arti baru.
Macam-macam kata majemuk yaitu:
1) Kata majemuk setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya sederajat, contoh: jual beli, tua muda.
2) Kata mejemuk tak setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak sederajat, contoh: saputangan, kamar kecil.
3) Kata majemuk hibridis: kata majemuk yang merupakan gabungan dari unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing, contoh: tenis meja, bumi putra.
4) Kata majemuk unik: kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya dapat bergabung dengan kata pasangannya itu, tidak dapat bergabung dengan kata lain. Contoh: gegap gempita, muda belia.
Referensi
Budiman, Sumiati. 1987. Sari Tata Bahasa Indonesia. Klaten: PT. Intan Pariwara.
Ramlan, M. 1979. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.P. Karyono.