Pada umumnya pemahaman tentang linguistik selalu berkaitan dengan ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Abdul chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut linguis. Namun perlu dicatat kata linguis dalam bahasa inggris juga berarti ‘orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa”, selain bermakna “pakar linguistik”. Seorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui kaidah-kaidah struktur bahasa, beserta dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Dan seseorang yang mahir dan lancar beberapa bahasa, belum tentu dia seorang linguis kalau dia tidak mendalami teori tentang bahasa. Orang yang seperti ini lebih tepat disebut seorang poligot ‘berbahasa banyak” sebagai dokotomi dari monoglot “berbahasa satu”.
Laurie Bauer (2007: 11) memberikan definisi “linguistics is the study of all the phenomena involved with language: its structure, its use and the implications of these’, might be more helpful, even if it seems vaguer” artinya bahwa linguistik adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena yang terkait dengan bahasa: baik itu strukturnya, penggunaannya dan implikasinya, mungkin akan lebih bermanfaat, sekalipun nampak lebih samar-samar. Linguistik bisa kita lihat dengan berbagai cabang linguistik yang dibuat berdasarkan berbagai kriteria atau pandangan. Abdul Chaer (2009: 4) mengklasifikasikan secara umum pembidangan linguistik itu adalah sebagai berikut:
Pertama, menurut objek kajiannya, linguistik dapat dibagi atas dua cabang besar, yaitu linguistik mikro dan makro. Objek kajian mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sedangkan objek kajian linguistik makro adalah bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi.
Kedua, menurut tujuan kajiannya, linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teoritis dan linguistik terapan. Kajian teoritis hanya ditunjukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian terapan dditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya.
Ketiga, adanya yang disebut lingustik sejarah dan sejarah linguistik. Linguistik sejarah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak. Sementara sejarah linguistik mengkaji pengkaji perkembangan ilmu lingustik, baik mengenai tokoh-tokoh, aliran-aliran teorinya, maupun hasil-hasil kerjanya.
Referensi
- Chaer, Abdul. (2009). Psikolinguistik: Kajian teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
- Bauer, Laurie. (2007). The Linguistics Student’s. Manchester: Edinburgh University Press Ltd.