Linguistik modern adalah salah satu studi bahasa yang berkembang sekitar abad ke 19 dan 20an. Di mana ruang lingkup kajian linguistiknya adalah penelitian bahsa secara ilmiah ataupun secara objektif yang pembahasannya tidak lagi berfokus tentang bahasa yang ada di Eropa saja, namun sudah meluaske negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Afrika, Asia, dan lain sebagainya.
1. Ferdinand de Sausure
Jika ada seseorang yang layak disebut sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana dan tokoh besar asal Swiss: Ferdinand de Saussure. Kuliah-kuliahnya (yang direkonstruksikan dari catatan-catatan para mahasiswanya setelah ia meninggal) diterbitkan pada tahun 1915 dengan judul Course de Linguistique Generale (kuliah linguistic umum). Banyak aliran linguistik yang berlaianan dapat dibedakan pada waktu lain, tetapi semuanya secara langsung atau tak langsung telah dipengaruhi (dengan berbagai tingkat) oleh Cours de Saussure.
Baca: Ferdinand de Saussure, Sang Ahli Linguistik
2. Prioritas Bahasa Lisan
Ahli tata bahasa tradisional cenderung menganggap bahwa bahasa lisan lebih rendah dari dan dalam arti tertentu tergantung pada bahasa tulis yang baku. Dengan sadar linguis kontemporer menentang pandangan ini dan berpendapat (meskipun dengan pembatasan-pembatasan penting tertentu yang sebentar lagi kita perkenalkan) bahwa bahasa lisan adalah utama dan bahwa tulisan pada hakikatnya adalah suatu cara menggambarkan wicara dengan sarana lain.
Asas prioritas bahasa lisan mengatasi bahasa tulis mengandung arti, pertama-tama, bahwa wicara lebih tua dan lebih luas tersebar daripada tulisan. Kadang-kadang dikatakan bahwa wicara tak dapat “dibuktikan” lebih tua daripada tulisan. Kita tidak mengenal sistem tulisan yang sejarahnya sudah lebih dari 6000-7000 tahun. Sebaliknya, tidak ada kelompok orang yang dikenal atau perna ada tanpa kemampuan berbicara; dan berates-ratus bahasa tidak perna dikaitkan dengan sistem tulisan sampai dicatat oleh para misionaris atau linguis pada zaman kita ini.
Hubungan antara wicara dan tulisan adalah kenyataan bahwa segala sistem tulisan adalah berdasarkan satuan-satuan bahasa lisan, dan ini dapat diperlihatkan. Dalam menguraikan bahasa lisan, biasanya tampak jelas bahwa linguis harus menggenali tiga macam satuan (maupun banya lainnya, tuntu saja): “bunyi”, “suku kata”, dan “kata”. Kemudian, semua sistem tulisan yang umum dipakai mengambil sala satu dari satuan-satuan itu sebagai dasar; sistem-sistem alfabetis berdasarkan “bunyi, yang silabis berdasarkan “suku kata”, dan yang idiografis berdasarkan “kata”.
Ada perbedaan-perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis dari yang disebabkan oleh perkembangan homofoni dan homografi. Dalam situasi-situasi khas saat bahasa tulis dipakai, penulis dan pembaca tidak dapat langsung bertatap muka; yang menyertai wicara harus disampaikan secara verbal.
Dalam membicarakan hubungan antara bahasa tulis dan bahasa lisan (yang seperti kita ketahui, sama sekali bukan hubungan yang sederhana dan sangat berbeda-beda pada bahasa-bahasa yang berlainan), tidak ada yang kita katakana mengenai berbagai “gaya” dalam berurusan baik dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan.
3. Linguistik adalah Ilmu Pengetahuan Deskritif, bukan Preskritif
Setiap bentuk bahasa ang dibedakan oleh masyarakat atau daerahnya, mempunyai ukuran bakunya tersendiri mengenai “kemurnian” dan “kebenaran” yang senantiasa ada di dalamnya. Jika saja ini disadari dan diterima, maka jelaslah jalan menuju ke deskripsi bahasa yang memuaskan. Tugas pertama linguis adalah menggambarkan (describe) bagaimana sebenarnya orang-orang memakai bahasa mereka untuk berbicara dan (menulis), tidak menetapka (prescribe) begaimana seharusnya mereka berbicara dan menulis.
Hal penting kedua berhubungan dngan anggapan bahwa perubahan bahasa tentu menandung “kerusakan”. Semua bahasa dapat mengalami perubahan yang terus-menerus. Dengan menyangkal bahwa semua perubahan dalam bahasa menjadikan bahasa kurang baik, tentu saja kita tidak bermaksud itu mesti menjadikanya lebih baik. Boleh dianggap bahwa semua bahasa yang masih hidup pada hakikatnya adalah sistem-sistem komunikasi yang efisien dan dapat dioperasikan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan yang berbeda-beda dan bermacam-macam dalam masyarakat lingkungan pemakainya. Perlu ditekankan bahwa dalam membedakan deskriptif dengan preskripsi, linguis tidak akan mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi penyelidik-penyelidik bahasa yang prespektif.
4. Linguis Memperhatikan Semua Bahasa
Asas ini adalah generalisasi dari asas terdahulu. Tiap-tiap bahasa yang hingga kini diteliti, tidak peduli betapapun “terbelakang” atau “tak beadab”-nya para penuturnya, terbukti pada saat diteliti merupakan sistem komunikasi yang rumit dan berkembang maju sekali. Lagu pula, sama sekali tidak ada korelasi antara berbagai tahap perkembangan budaya yang dialami kelompok masyarakat tersebut dalam “evaluasi” dan “jens” bahasa yang dituturkan pada tahap-tahap perkembangan budaya tersebut. Kebanyakan linguis sekarang menjauhkan diri dari spekulasi tentang asal dan perkembangan bahasa secara umum. Telah terbukti bagi mereka bahwa studi tentang semua bahasa dengan cara-cara yang semacam itu hingga kini tidak menjelaskan masalah. Hasil-hasil studi semacam itu hingga kini tidak menjelaskan masalah yang lebih umum mengenai asal dan perkembangan bahasa umat manusia pada masa yang sudah ama lampau.
Perhatian linguis (pada dasarnya) terhadap semua bahasa berasal dari sasaran-sasaran pokok persoalan yang diproglamasikan: menyusun teori ilmiah mengenai struktur bahasa manusia. Semua contoh peristiwa bahasa yang dicatat dan dapat diamati digunakan sebagai data yang akan disitematisasikan dan “dijelakan’ dengan teori yang umum.
5. Prioritas Deskripsi Sinkronis
Sala satu dari banyak perbedaan konsep dan tata istilah paling penting yang diperkenalkan ke dalam linguistik oleh de Saussure adalah perbedaan antara studi bahasa secara diakronis dan secara sinkrons. Yang dimaksud dengan studi diakronis sebuah bahsa adalah deskripsi tentang perkembangan sejarah (melalui waktu); misalnya, studi diakronis bahasa Inggris mungkin mengalai perkembangan dari masa catatan-catatan kita yang paling awal sampai sekarang ini, atau mungkin meliputi jangka waktutertentu ang lebih terbatas. Sedangkan strudi singkronis sebuah bahasa adalah deskripsi tentang “kedadaan tertentu” bahasa tersebut (pada suatu “masa”).
Asas prioritas deskripsi sinkronis pada umumnya dianggap mengandung arti lebih jauh, yaitu bahwa deskripsi diakrinis berarti analisis sinkronis berbagai “keadaan” sebelumnya yang telah dilewati bahasa-bahasa dalam perkembangan historisnya.
6. Pendekatan Struktural
Ciri linguistik modern yang paling khas dimilikinya bersama-sama dengan sejumlah ilmu pengetahuan lain adalah “strukturalisme” (label umum dipakai dan sering kali dengan nada merendahkan). Singkatnya, ini bearti bahwa setiap bahasa dipandang sebagai sistem hubungan (lebih tepatnya, seperangkat sistem yang saling berhubungan), yang unsur-unsu menggurnya bunyi-bunyi, kata-kata, dsb. Tidak punya validasi dan bebas dari hubungan kesamaan dan perbedaan yang ada diantaranya.
Betapapun abstrak atau “formal”-nya, teori linguistic modern telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana manusia benar-benar menggunakan bahasa. Ini berasal dari, dan dinyatakan benar dan tidak benar dengan bukti empiris.
7. Langue dan Parole
Pembedaan yang dibuat de Saussure antara langue dan parole menytakan bahwa semua orang yang “bicara Inggris” (atau “penutur bahasa Inggris”)bersama-sama mengacu pada langue dan bahwa perangkat ujaran yang diucapkan ketika mereka edang berbicara dalam bahasa Inggris” merupakan contoh-contoh parole.,
Hubungan antara langue dan parole sangat rumit dan agak controversial. Semua anggota masyarakat bahasa tertentu mengucapkan ujaran-ujaran ketika mereka sedang berbicara dalam bahasa tersebut, yang meskipun mempunyai variasi-variasi individual, dapat dideskripsikan menurut sistem kaidah dan hubungan tertenu: dalam arti tertentu, memiliki cirri-cir struktural yang sama. Ujaran-ujaran itu adalah contoh-contoh parole, yang oleh linguis dianggap sebagai bukti susunan struktur umum yang mendasarinya: langue. Oleh karena itu, langue atau sistem bahasanyalah yang dideskripsikan oleh linguis.
Referensi
Lyons, John. (1995). Pengantar teori linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Beberapa tokoh linguistik modern seperti Leonard Bloomfield, JR Firth, dan Noam Chomsky belum dijabarkan. Mungkin kalau lebih lengkap lebih bagus lagi.