Investigating the Construct of Anxiety in Relation to Speaking Skills

Posted on
Rangkuman berikut masih merupakan bagian dari kajian speaking anxiety yang telah dirangkum pada Kateogi Summary di Blog ini. Silahkan klik Label Summary untuk melihat ringakasan yang lain.

Singakatan:

FLA : foreign language anxiety
EFL : English as a foreign language
CLA :communicative language ability
ESL :English as a second language

The central objectives

The objective of this study is to explore the anxiety experience of Malaysian ESL student in relation to English speaking skills.

Research questions

Were formulated:
  1. What is the level of Malaysian ESL students’ anxiety towards speaking in English and taking a speaking test in English?
  2. What is the relationship between speaking anxiety and speaking test anxiety?
  3. What is the difference between male and female students’ levels of anxiety towards speaking in English and taking a speaking test in English?

Objek penelitian

Sebuah kuesioner diberikan pada sampel acak dari 700 mahasiswa dari Universiti Putra Malaysia (UPM) sebelum tes komunikasi lisan (TOCIE – Uji Komunikasi dalam bahasa Inggris) yang dilakukan oleh UPM untuk mahasiswa tingkat akhir

1. Alasan membahas anxiety

Kecemasan berpengaruh terhadap kompetensi komunikasi siswa dimana mahasiswa dengan kecemasan dapat mengalami kompetensi komunikasi yang lebih buruk, karena kecemasan menghambat seseorang speaker dalam berbicara, oleh karenanya kajian ini layak untuk dibahas (Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Kecemasan yang berlebihan dapat memperburuk dan menghambat seseorang dalam berkomunikasi (lisan) (Parker dan Harrison, 1995 cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Kecemasan terjadi pada siswa dengan tingkat kompetensi yang lebih rendah, sedangkan siswa dengan kompetensi yang baik akan cenderung menunjukan performa yang lebih baik (Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
“Kompetensi Komunikatif melibatkan pemahaman apa yang secara lisan kompeten serta kemampuan untuk membuat dan mencapai hasil komunikasi lisan yang kompeten. ” (Morreale et al. 2000 seperti dikutip dalam Devi & Feroh 2008, p.3, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a).
Hubungan antara kecemasan dan komunikasi lisan, dimana Kecemasan mempengaruhi pembelajaran bahasa dan proses komunikasi (MacIntyre, 1999: p. 24)
Mereka dapat melakukan hal yang lebih baik dari pada saat belajar bahasa kedua kerena cemas, terutama pada saat belajar bahasa kedua dan juga bisa merasakan gelsihan akademik lainya (Tran, 2012, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a).
Kenapa speaking? Interaksi kelas bahasa dan tuntun berkomunikasi mengakibatkan anxiety lebih besar disbanding dengan kelas academic (Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Berbicara menjadi sumber kecemasan utama dalam keterampilan berbahasa (Keramida 2009, dikutip dalam Subasi 2010, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Young, 1992 menjelaskan bahwa kecemasan yang paling besar dalam pembelajaran bahasa adalah speaking di bandingkan dengan 3 skilled yang lainnya (cited in Tasee, 2009, p. 18)
Contoh siswa dengan kecemasan yang tinggi maka akan menunjukan kemmapuan bahasa lisan yang buruk hal ini menjadikan mereka ragu dan tidak lancar, menghambat siswa dalam oral performance saat berbicara (muda 1992, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Asumsi: siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah, tingkat kecemasan akan menurun saat kemamppuanya naik (Gardner & MacIntyre 1993, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Jenis klamin: Perempuan mengalami l Evel uji kecemasan dibandingkan dengan laki-laki (Phillips et al. 1972 dikutip dalam Guida & Ludlow 1989)
Kesepakatan Siswa dengan stress yang tinggi, gugup, ketakutan selama pengujian dan evaluasi akan menggangu kinerja siswa, emosi prilaku dan sikapnya (Cizek & Burg 2006; Huberty 2009 dikutip dalam Salend 2011, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Karena speaking memiliki tingkat anxiety 50 persen dari semua total skill lainya

2. Pengertian Anxiety

Pengertian anxiety: (Spiealberger, 1983 cited in Horwitz, 2001: p. 113) menjelaskan bahwa, anxiety adalah rasa takut, gugup, tengang dan kuatir yang muncul secara personal dari sistem saraf secara otomatis (Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
“the subjective feeling of tension, apprehension, nervousness, and worry associated with an arousal of the automatic nervous system” (Spielberger 1983, as cited in Horwitz 2001, p.113).

3. Jenis Anxiety

Jenis anxiety ada 3 yaitu: Trait Anxiety, State Anxiety and Situation-Specific Anxiety (Ellis, 1994, as cited in Tasnimi, 2009 dalam Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
1. Trait anxiety: kecemasan yang di alami oleh individu dari kepribadianya sendiri (Horwitz 2001, Ellis 1994, sebagaimana dikutip dalam Tasnimi 2009).
Contoh: misal soerang siswa sedang atau akan melakukan tes lisan
2. State anxiety: ketakuatan sementara yang dialami oleh individu pada situasi tertentu (Horwitz 2001, Ellis 1994, sebagaimana dikutip dalam Tasnimi 2009).
Contoh: misal seseorang yang sedang sebelum/saat melakukan tes lisan
3. Situation-specific anxiety: dialami oleh seseorang pada situasi tertentu yang diakibatkan oleh seseorang yang berulang kali mengalami State anxiety (Zuhana Mohd. Zin & Shameem Rafik-Galea 2010, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Contoh: Misal seseorang yang harus berbicara di depan umum atau di kelas,

4. Kecemasan berbahasa

Kecemasan bahasa adalah kompleksitas Berkaitan dengan keyakinan perasanan, persepsi dan perilaku pada saat proses pembelajar bahasa dikelas (Horwitz, Horwitz & Cope 1986, hlm. 13, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)

5. Kecemasan dalam bahasa asing

Menurut MacIntyre dan Gardner , 1994, cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a antara lain:
  1. Input : pada awal menerima informasi
  2. Pengolahan : melibatkan operasi kognitif
  3. Output : pada tahap produksi
Contoh, siswa yang diam saat res bahasa (Horwitz et al. 1986, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Kecemasan bahasa asing berhubungan dengan ketakutan komunikasi, tes kecemasan dna ketakutan evaluasi negative (Horwitz, 2010)
Sedangkan kecemasan bahasa asing di kategorikan sebagai Situation-Specific anxiety Tertentu kerena peserta didik merasa cemas pada saat melakukan pembeljaran bahasa kedua (Horwitz et al., 1986, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)

6. FLCA (Foreign language Classroom Anxiety)

Pada penelitian kajian antara kecemasan dan pembelajaran bahaa asing dikelas maka ditetapkan FLCA (Horwitz et al. 1986, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
FLCA adalah sebuah kompeksitas dari persepsi diri, keyakinan, perasaan, prilaku yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa dikelas yang timbul dari keunikan pada proses pemebelajaran bahasa (Horwitz et al. p. 31, as cited in Heng, Abdullah & Yusuf, n.a)
Tiga bagian yang ada dalam kuisioner
  1. Informasi demografi siswa
  2. Informasi kecemsan siswa dalam berbicara
  3. Kecemasan siswa dalam tes berbicara
Finding and discussion
Hasil Kuisioner dan di uji dengan T-test
Solusi mengatasi kecemasan
  1. Teknik pernafasan, latihan fisik dan mental menjadi solusi
  2. Datang lebih awal selama 20 menit
  3. Kaitan yang kuat antara kecemasan dan motivasi
  4. Perlu adanya peran dari guru dalam penyediayaan silabus, metode bahan, pengajaran
  5. Pengetahuna pragmatik juga diperlukan, sehingga memiliki kemampuan komunikasi
References dari rangkuman diatas
  • MacIntyre, P. D. (1999). Language anxiety: A review of research for language teachers. In D.J. Young, (Ed.)
  • Horwitz, M. B., Horwitz, E. K. and Cope, J. (1991). Foreign language classroom anxiety. In E. K. Horwitz & D. J. Young (Eds.), Language anxiety: From theory and research to classroom implications (pp. 27-39).Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  • Horwitz, E. K. (2010). Foreign and second language anxiety. Language Teaching. Vol 43(2), 154–167. http://dx.doi.org/10.1017/S026144480999036X
  • Subasi, G. (2010). What are the main sources of Turkish EFL students’ anxiety in oral practice? Turkish Online Journal of Qualitative Inquiry. Vol 1(2), 29-50.
Baca juga sumber kecemasan pada ringkasan Source of foreign language anxiety dan summary anxiety lainya jika anda hendak melakukan penelitian terkati kecemasan berbahasa di kelas bahasa Inggris seperti saya.
Source: Heng, Chan Swee, Ain Nadzimah Abdullah and Nurkarimah Binti Yusof. (n.d). Investigating the Construct of Anxiety in Relation to Speaking Skills among ESL Tertiary Learners. 3L: The Southeast Asian Journal of English Language Studies – Vol 18(3): 155 – 166.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *