Peneliti yang pertama kali membahas anxiety adalah Horwitz, Horwitz and Cope yaitu tentang foreign language anxiety pada tahun 1991. Kemudian dalam penelitan berikutnya dilakukan oleh Young membas tentang Faktor-faktor penyebab kecemasan siswa.
Source of language anxiety: Tedapat 6 sumber kecemasan potensial dalam proses pemebelajaran bahasa di kelas.
1. Personal and interpersonal anxieties
Dalam hal ini mencakup low self-esteem (harga diri yang rendah) dan competitiveness (daya saing)
- Dalam hal competitiveness menyebabkan siswa menjadi cemas jika siswa membandingkan dirinya dengan siswa lain atau untuk idealized self-image (pencitraan diri sendiri)
- Sedangkan pada self esteem, siswa yang merasa harga dirinya rendah akan berfikir bahwa apa yang teman-teman mereka pikirkan tentang dirinya. Mereka befikir takut harga diri mereka akan turun.
- Mereka berfikir kemampuan/ keterampilan (language skills) mereka lebih rendah dari orang lain. Merasa tidak akan bisa melalukuan bahasa inggris dengan baik dan merasa orang lain akan merendahkanya.
- Hubungan antara kecemasan dan tingkat kemampuan menurut Hembree bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan maka semakin rendah kecemasanya.
- Sumber kecemasan yang lain antara lain Ketakutan berkomunikasi (communication apprehension), social anxiety and anxiety to language learning. Misalkan saja pada saat pidato, berbicara pada orang lain.
Personal and interpersonal anxiety are related with a learner’s self-assessment of ability and self-comparison to others (Young, 1991). Learners usually evaluate their own capabilities. These evaluations might be positive or negative. Research shows that learners’ negative evaluations promote anxiety (Price, 1991, cited in Barlemir, 2009)
2. Learners belief about language learning
Praktek adalah kesuksesan dalam pembeljaran bahasa, misla prnonounciatian adalah hal yang paling penting dalam pembelajaran bahasa. Sedangkan siswa lain lebih menekankan pada aspek vocabulary, comunicasi, grammar dan lain lain.
Sejumlah keperacayaan atas tindakan yang dilakukan oleh siswa tersbut dianggap hal yang tidak realistis. Sehingga hal ini akan mengakibatkan kecemasan, sehingga jika siswa percaya penuh pada satu bidang adalah hal yang paling penting kemudian hal ini justu akan membuat mereka menjadi frustasi sn stress sehingga mereka akan menjadi cemas.
Learner has own beliefs about language learning, some of students consider that other skill are more important than language learning. For instance pronunciation is the most important practice in language learning.
3. Instructor beliefs about language teaching
Peran guru yang lebih seperti sergeant bukan seperti fasilitator sehingga hal ini dapat memicu kecemasan. Sedangkan dari aspek guru sendiri bahwa guru merasa harus melakukan sedikit intimidasi dalam mendorong kinerja siswa, mereka merasa harus mengoreski siswa saat siswa membuat kesalahan.
The studies about on the role of teachers in foreign language anxiety reveal that the methods of error correction and the teachers’ attitudes to students may promote anxiety (Aydın, 2001; Bekleyen, 2004, cited in Barlemir, 2009).
4. Instructor-learner interactions
Seing mengoreksi kesalahan siswa merupakan factor yang menyebabkan kecemasan yang menjengkelkan, terutama saat saat menanggapi kesalahan didepan teman2nya. Terlibih jika sampai telihat atau terdengar kata bodoh menimpa padanya.
Instructors or lectures attitudes that too often correct students’ errors will trigger anxiety, students will concentrate more on mistake than material delivered especially it is witnessed by their classmate. So it is instructor duty when he corrects student mistake, do not too much correction unless needed.
5. Classroom procedures
Speaking in front of the class is one of the causes of anxiety, especially when students do oral presentations in front of their friends. Besides, oral quizzes and on call to respond orally also trigger anxiety. Even, 50 percent of the students could feel anxiety like this and they are more comfortable when not speaking in front of class.
6. Language testing
Kinds of test in language testing also affect student anxiety. For instance, test language in a certain way that they never did before either orally nor written.
Rangkuman/ ringkasan/ summary dari Journal tentang faktor – faktor penyebab kecemasan dalam language teaching learning process yang saya gunakan dalam literature review pada penelitan saya. Sebelum menemukan faktor penyebab kecemasan, saya mengukur tingkat kecemasan siswa apakah siswa cemas atau tidak. Setleah itu saya melakukan explorasi untuk menguragi kecemasan tersebut. Bagi anda yang mungkin hendak melakukan penelitian terkait dengan kecemasan dapat menggunakan summary ini terkait Factors affecting Students Classroom Anxiety.
Reference
Young, Dolly Jesusita. (1991). Creating a Low-Anxiety Classroom Environment: What Does Language Anxiety Research Suggest?. Blackwell Publishing. The Modern Language Journal, Vol. 75, No. 4 (Winter, 1991), pp. 426-439.