Bagaimana Perilaku Pembelajar Bahasa yang Berhasil

Posted on

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apa yang dilakukan orang yang berhasil belajar bahasa. Guru bahasa sebaliknya mendorong siswanya untuk melakukan hal yang sama agar mereka lebih muda meraih keberhasilan belajarnya termasuk menguasai bahasa. Para guru mungkin juga sudah memerhatikan perilaku siswa-siswanya tetapi belum dicatat secara sistematik. Ada baiknya para guru mencermati perilaku-perilaku pemelajar bahasa seperti yang disitir oleh Brown (2007b: 259) dari penelitian Rubin dan Thompson (1982) dalam Suwarsih (2013: 174) sebagai berikut:

  1. Mencari cara belajarnya sendiri, bertanggung jawab atas belajarnya sendiri;
  2. Menyusun informasi tentang bahasa;
  3. Kreatif, mengembangkan “rasa” tentang bahasa sasaran dan bereksperimentasi dengan tata bahasa dan kosa kata;
  4. Mencari kesempatan untuk praktik menggunakan bahasa sasaran di dalam kelas dan di luar kelas;
  5. Belajar untuk mengatasi ketidakpastian dengan merasa tidak terbebani dan dengan terus berbicara atau mendengarkan tanpa memahami setiap kata;
  6. Menggunakan pengingat dan strategi lain untuk mengingat apa yang perna dipelajari;
  7. Memanfaatkan kesalahan untuk belajar dan bukan melawannya;
  8. Menggunakan pengetahuan kebahasaan, termasuk pengetahuan tentang bahasa ibunya, termasuk pengetahuan tentang bahasa ibunya;
  9. menggunakan tanda-tanda kontekstual untuk membantunya dalam pemahaman;
  10. Belajar menebak secara cerdas;
  11. Belajar serpihan-serpihan bahasa sebagai keseluruhan dan ungkapan-ungkapan rutin untuk membantu mereka sendiri tampil “di atas kompetensinya”;
  12. Belajar taktik tertentu agar percakapan dapat tetap berlangsung;
  13. Belajar strategi produksi tertentu untuk menutupi kekurangan dalam kompetensinya sendiri; dan
  14. belajar gaya berbicara dan menulis yang berbeda dan belajar untuk menyiptakan variasi menurut tingkat keresmian situasi.

Karena orang-orang yeng berhasil belajar bahasa selain bahasa ibunya melakukan empat belas hal di atas, para siswa sebaiknya didorong untuk melakukan hal yang sama. Jika memerlukan stimulasi, guru dapat menyiptakan kegiatan atau kesempatan agar para siswa terdorong untuk melakukannya. Ada baiknya pula setelah mereka menyobakan perilaku-perilaku tersebut, mereka diajak berdiskusi untuk menimbulkan kesadaran mereka atas manfaat dari perilaku baru yang mereka tunjukan.

Referensi

Suwarsih Madya, (2013), Metodologi pengajaran bahasa; dari era prametode sampai era pascametode. Yogyakarta: UNY Press

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *