Setiap ilmu, betapapun teoritisnya, tentu mempunyai manfaat praktis bagi kehidupan manusia. Begitu juga dengan linguistik. Kita bisa bertanya manfaat apa yang bisa kita dapatkan ketika belajar linguistik? Linguistik akan memberi manfat langsung kepada mereka yang berkecimpung dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti linguis itu sendiri, guru bahasa, penerjemah, penyusun buku pelajaran, penyusun kamus, petugas penerangan, para jurnalis, politikus, diplomat, dan sebagainya. Chaer (2014: 25) memerikan penjelasan tentang manfaat linguistik, yaitu:
Pertama, bagi linguis sendiri pengetahuan yang luas bagi linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. bagi peneliti, politikus, dan peminat sasra linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sasra dengan lebih baik. Sebab bahasa, yang menjadi objek penelitian linguistik itu, merupakan wadah pelahiran karya sasra. Tidak mungkin kita tidak dapat memahami karya sasra dengan baik tanpa mempunyai pengetahuan hakikat dan struktur bahasa dengan baik. Apalagi diingat bahwa karya sasra menggunakan ragam bahasa khusus yang tidak sama dengan bahasa umum.
Kedua, Bagi guru, terutama guru bahasa, pengetahuan linguistik sangat penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai hubung bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan. Bagaimana mungkin seorang guru bahasa dapat melatih keterampilan berbahasa kalau dia tidak menguasai fonologi; bagaimana mungkin dia dapat melatih keteramilan menulis (mengarang) kalau dia tidak menguasai ejaan, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikologi. Selain itu, sebagai guru bahasa dia bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar. Mengapa, misalnya, me- + baca menjadi membaca, sedangkan me- + dengar menjadi mendengar? Dia harus menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya. Antara pengajaran bahasa dan linguistik memang ada pandangan yang bertentangan. Pengajaran bersifat preskriptif atau normative, sedangkan linguistik bersifat deskriptif. Maka di tangan guru yang memahami linguistik kedua kedua pendangan yang berbeda itu bisa dipahami. Dia akan dapat merumuskan kaidah-kaidah preskriptif dari kaidah-kaidah deskriptif, sehingga pengajaran dapat berhasil dengan baik.
Sebetulnya bukan hanya guru bahasa yang harusmempunyai pengetahuan linguistik, guru bidang studi lain pun harus juga memiliki pengetahuan itu seperlunya, sebab bukankah sebagai guru dia juga terlibat dalam urusan bahasa pada setiap saat? bukankah dia juga harus menjelaskan mata pelajaran bidang studinya dengan bahasa? Kalau mereka mempunyai pengetahuan linguistik, maka mereka akan dapat dengan lebih mudah menyampaikan pelajarannya.
Ketiga, bagi penerjemah, pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantik saja, tetapi juga dengan yang berkenaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik. Seorang penerjemah bahasa Inggris-Indonesia harus bisa memilih terjemahan, misalnya, my brother itu menjadi “kakak saya”, “adik saya”, atau cukup “saudara saya’ saja. Juga bagaimana struktur kalimat Tanya what is your name? harus diterjemahkan menjadi “siapa namamu?” dan bukan menjadi “apa namamu?”, padahal what berarti “apa”.
Keempat, bagi penyusun kamus atau leksikografer, menguasai aspek linguistik mutlak diperlukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam menyelesaikan tugasnya. Untuk bisa menyusun kamus dia harus mulai dengan menentukan fonem-fonem bahasa yang akan dikamuskannya, menentukan ejaan atau grafemfonem-fonem tersebut, memahami seluk beluk bentuk dan pembentukan kata, struktur frase, stuktur kalimat, makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan makna idiomatik, serta latar belakang sosial bahasa tersebut. Tanpa pengetahuan semua aspek linguistik kiranya tidak mungkin sebuah kamus dapat disusun.
Kelima, pengetahuan linguistik juga memberi manfaat bagi penyusun pelajaran atau buku teks. Pengetahuan linguistik akan memberi tuntunan bagi penyusun buku teks dalam menyusun kalimat yang tepat, memilih kosa kata yang sesuai dengan jenjang usia pembaca tersebut. tentunya buku yang diperuntukan untuk anak sekolah dasar harus berbeda bahasanya dengan yang diperuntukan untuk anak usia lanjutan atau untuk perguruan tinggi, maup[un untuk masyarakat umum.
Keenam, manfaat linguistik bagi para negarawan atau politikus, yaitu: (1) sebagai negarawan atau politikus yang harus memperjuangkan idiologi dan konsep-konsep kenegaraan atau pemerintahan, secara lisan dia harus menguasai bahasa dengan baik. (2) kalau politikus atau negarawan itu menguasai masalah linguistik dan sosiolinguistik, khususnya, dalam kaitannya dengan kemasyarakatan akibat dari perbedaan dan pertentangan bahasa. Di beberapa negara yang multi lingual, seperti India dan Belgia, perna terjadi bentrokan fisik akibat masalah pertentangan bahasa. Sayang sekali, kalau hanya masalah bahasa, orang harus bentrok secara fisik.
Baca: Pengertian Leksikografi Linguistik
Referensi
Linguistucs is biterly interesting for me and sometimes helpe me for to interprated sentences which contain ambiguties.