Proposal penelitian tentang ambiguitas media massa dibawah ini dapat anda jadikan referensi untuk membantu penelitian anda dalam ambiguitas bahasa terutama judul-judul yang digunakan oleh media berita online atau internet di sejumlah website.
1.1. Latar Belakang
Perkembangan media massa internet sekarang ini semakin pesat seiring mudahnya akses internet di masyarakat baik melaui smartphone dan media internet lain. Jumlah pengguna internet sekarang ini mencapai 88,1 juta pada tahun 2104 menurut APJI. Peningkatan penggunaan media online seperti koran online sayangya tidak di iringi dengan kualitas judul dan isi berita yang disediakan. Bahkan cenderung tidak sama antar keduanya. Kecenderungan semacam ini memang menjadi kadang disengaja oleh pihak media tidak hanya media lokal bahkan termasuk media nasional juga tidak lepas dari hal tersebut. Tujuan dari media online semata mata hanya untuk menarik perhatian pengunjung sebuah website berita atau disebut dengan traffic.
Selain itu, penggunaan bahasa dalam website berita seringkali tidak lengkap dan bersifat ambigu sehingga menimbulkan multi-interpretasi. Sehingga penggunaan judul terlihat kontroversial dan mengundang melihat sebuah (link menuju sebuah website) tautan untuk mengekliknya. Tidak salah memang akan tetapi terkadang hubungan antara judul dan isi sebuah isi berita tidak sama.
Sedangkan Ambiguitas atau ketaksaan makna adalah gejala dapat terjadinya tafsiran lebih dari satu makna. Hal ini dapat terjadi baik dalam ujaran lisan maupun tulisan. Tafsiran lebih dari satu ini dapat menimbulkan keraguan dan kebingungan dalam pemahaman sebuah informasi tentang makna yang dimaksud. Judul berita di Contoh.com seperti “Akhirnya Bertemu, Shahrukhan dan Salman Kahn malah “adu gulat”. Makna “adu gulat” sepintas akan bermakna bahwa kedua orang tersebut akan berkelahi, akan tetapi itu setelah dibaca beritanya ternyata mereka hanya sedang saling mengajari adegan gulat.
Terkait dengan ambiguitas judul berita di website tidak lepas dari pihak media. Harusnya penulis berita mengutamakan makna informatif dari pada persuasif. Karena berita sebagai media informasi yang dianggap benar harus menyediakan informasi yang dapat dipercaya. Bukan hanya menarik perhatian visitor tetapi juga kualitas yang harus dijaga. Terlebih para penulis berita sendiri adalah orang yang terdidik dan notabene dianggap memahami kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Ambiguitas dapat terjadi baik dalam bahasa lisan maupun tulis. Pada bahasa lisan, pengucapan yang ambigu masih bisa dijelaskan, akan tetapi dalam bahasa tulis ambiguitas sulit dihindari terutama terjadi pada website berita yang tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang menggunakan kata, frasa, kalimat yang memiliki makna ambigu. Terkait dengan hal terbut penulis berusaha mengetahui bagaimana ambiguitas sebuah judul artikel berita baik faktor penyebabnya, wujud keambiguan, dan mengapa ambiguitas itu terjadi. Sehingga nantinya hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan penulisan judul artikel yang baik pada sebuah media berita dan mendorong peningkatan kualitas keterampilan menulis (writing skill) yang dapat diterapkan didunia pendidikan terutama pada bidang penulisan sesuai dengan kaidah EYD .
1.2. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini akan dirumuskan masalah terkait dengan ambiguitas judul dalam media berita online sebagai berikut:
1. Apakah faktor yang menyebabkan pengunaan ambigutas pada judul artikel bertia online?
2. Bagaimana wujud ambiguitas yang digunnakan dalam judul artikel berita online?
3. Mengapa ambiguitas terjadi pada judul artikel berita online?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berusaha mencari informasi terkait penggunaan bahasa ambigu yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Menemukan sebab-sebab penggunaan bahasa judul artikel ambigu di berita online.
2. Menjelaskan wujud ambiguitas pada judul artikel berita online.
3. Pemaparan motif penggunaan ambiguitas pada judul artikel berita online.
1.4. Kajian pustaka
Kalimat atau kata ambigu seringkali kita jumpai termasuk dalam judul artikel pada media online. Untuk dapat menjelaskan lebih lanjut apakah sebuah judul ambigu atau tidak maka diperluka pemahaman teoritis pengertian ambigu itu sendiri.
1.4.1. Ambiguitas
Ambigu berarati bermakna ganda atau memiliki arti lebih dari satu. Baik kata, frase, atau kalimat ambigu akan menimbulkan multi interperetasi informasi. Akan tetapi ambigu bukan berarti tidak jelas, tetap memiliki makna tertentu. Suwandi (2011:144) membedakan antara ambiguitas dan polisemi yakni, makna ganda dalam polisemi berasal dari kata; sedangkan makna ganda dalam ambiguitas atau ketaksaan berasal dari frasa atau kalimat yang terjadi sebagai akibat penafsiran sturktur gramatikal yang berbeda. Dalam bahasa tulis seringkali masih ditemuai ambiguitas karena hanya berfokus pada tujuan yaitu menarik perhatian pengunjung. Bahkan keambiguan sebuah judul pun terkesan disengaja oleh penulis dan terkesan manipulatif dari kreativitas penulis.
1.4.1.1. Ambiguitas Leksikal
Ambiguitas leksikal adalah jenis ambiguitas yang disebabkan oleh bentuk leksikal yang dipakai (Dardjowidjojo, 2005: 76). Setiap kata dapat bermakna lebih dari satu, dapat mengacu pada benda yang berbeda, sesuai dengan lingkungan pemakaiannya sehingga sangat berkaitan dengan maknanya. Misal pada frasa kata “hal ini” dan“siksa diri” dalam judul artikel di Contoh.com “Demi fokus pada hal ini Salman Khan rela siksa diri” berisfat ambigu. Baru akan diketahui maksud dari kedua frasa tersebut setelah membaca isi artikel.
1.4.1.2. Ambiguitas Gramatikal
Ketaksaan gramatikal muncul pada morfologi dan sintaksis bahasa. Dengan demikian, ketaksaan pada tataran ini dapat dilihat dari dua alternatif. Alternatif pertama; ketaksaan yang disebabkan oleh peristiwa pembentukan kata secara gramatikal (Djajasudarman, 1999: 55). Misalnya; pada tataran morfologi (proses morfemis) yang mengakibatkan perubahan makna. Contoh dengan menambahkan prefix dan digunakan pada sebuah judul secara tidak kontekstual.
1.4.2. Ambiguitas Media
Ambiguitas banyak terjadi pada media massa baik media di internet, cetak maupun televisi dan radio. Keambiguan dapat terjadi baik pada bahsa lisan maupun bahasa tulis yang mencakup tataran leksikal, gramatikal, dan sintaktikal (Chaer, 2009: 161). Umumnya ketaksaan sering terjaid pada bahasa tulis, karena dalam bahasa tulis, unsur intonasi tidak dapat “digambarkan” dengan akurat. Jadi keambiguan dalam sebuah bahasa iklan banyak terletak pada bahasa tulis tanpa terkecuali bahasa lisan.
Keambiguan bahasa tulis pada situs online dilakukan karena mempunyai tujuan yaitu untuk memikat penghujung internet (visitor). Judul yang ditulis kalimat yang disampaikan tanpa makna yang jelas, persuasif, kontroversial, bahkan provokatif meskipun kebenarannya antara judul dan isi bertia tidak relevan. Sehingga ambiguitas pada judul artikel terkesan sengaja dibuat demikian, karena memiliki tujuan yang berujung pada perolehan keuntungan dengan banyaknya klik di website tersebut (traffic). Jadi ambiguitas pada judul artikel website cenderung bersifat manipulatif karena pengemasan kalimat yang mengarah pada multiinterpretasi. Sehingga membuat calon visitor tertarik untuk klik sebuah tautan yang disebarkan melalui sosial media maupun yang ada di situs itu sendiri.
1.5.Metodologi Penelitian
1.5.1. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena melakukan eksplorasi untuk membuktikan bahwa terdapat ambiguitas pada sejumlah judul artikel di website Contoh.com. Menurut Bogdan & Moleong (2007:4) menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi baik tulisan maupun ucapan dari subjek penelitian sehingga hasil penelitian dapat dijelaskan secara jelas, valid, dan ilmiah.
1.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dan informasi penelitian menggunakan tiga metode.
1. Observasi
Metode observasi digunakan oleh peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian yaitu dengan mencari dan membaca judul artikel di Contoh.com. Dengan mengambil sejumlah artikel sebagai sampel penelitian, peneliti mengamati apakah judul artikel ambigu atau tidak serta kesesuaiannya dengan content berita.
2. Studi Literatur
Peneliti pengumpul data terkait dengan teori ambiguitas dalam bahasa tulis baik buku, jurnal, dan website yang relevan. Untuk mengungkap permasalahan amgiutas peneliti telah menjelaskan teori-teori tersebut dan menjadikannya sebagai dasar penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Melalui pengumpulan dokumenp-dokumen yang diperlukan untuk menganalisis ambigutias judul artikel di Contoh.com peneliti mengumpulkan judul dan link website sebagai bukti sumber data. Sehingga hal ini akan membantu dalam analisis yang perlukan terhadap objek yang diteliti.
1.5.3. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian diperlukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah di susun sebelumnya (Sugiyono, 2007:8). Dalam penelitian ini menggunakan metode trianggulasi. Trianggulasi data digunakan dalam rangka untuk menemukan validitas antar data yang telah dikumpulkan (Moleong, 2007:128). Agar data saling mendukung satu sama lain maka peneliti akan mengecek dari tiga teknik pengumpulan data tadi untuk membuktikan apakah terhadap ambiguitas pada judul artikel, perwujudan ambiguitas, dan alasan penggunaan ambiguitas tersebut. Kemudian data di display dan dilakukan penyimpulan serta verifikasi.
1.6. Referensi
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2015. Pengguna internet Indonesia Tahun 2014, Sebanyak 88,1 Juta (34,9%). (http://www.apjii.or.id/read/content/info-terkini/301/pengguna-internet-indonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html). diakses tanggal 6 November 2015 pukul 20.30.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantic 1 pengantar kearah ilmu makna. Bandung: PT Eresco.
Kapanlagi.com. 2015. Demi Fokus Hal ini, Salman Khan Rela ‘Siksa’ Diri. (http://www.kapanlagi.com/showbiz/bollywood/demi-fokus-pada-hal-ini-salman-khan-rela-siksa-diri-5d7048.html). diakses tanggal 5 November 2015 pukul 16.13.
Kapanlagi.com. 2015. Akhirnya Bertemu, Shahrukhan dan Salman Khan Malah ‘Adu Gulat’. (http://www.kapanlagi.com/showbiz/bollywood/akhirnya-bertemu-shahrukh-dan-salman-khan-malah-adu-gulat-7ac7d1.html) diakses tanggal 5 November 2015 pukul 17.35.
Moleong, J.L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Cetakan ketiga. Bandung: Alfabeta.
Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.