Sebenarnya masih ada satu jenis penerjemahan lain yaitu penerjemahan lisan (interpretation).
Kalau secara teoritis ada tiga
jenis penerjemahan menurut Jacobson yaitu intralingual, interlingual, dan intersemiotic yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, sedangkan secara praktis ada dua jenis yaitu penerjemahan tulis dan penerjemahan lisan.
Dalam bahasa Inggris translation berarti penerjemahan tulis, sedangkan interpretation berarti penerjemahan lisan. Suryawinata & Hariyanto (2003:25) menyebut penerjemahan lisan dengan interpretasi untuk mencari istilah lebih singkat, selanjutnya penerjemahnya disebut interpreter.
Penerjemahan lisan (interpretation)
Seorang penerjemahan (tulis) bisa saja tidak bisa melakukan interpretasi/ menjadi interpreter, karena skill dari kedua penerjemahan ini berbeda.
Penerjemah dituntut untuk menuliskan kembali suatu teks pada bahasa sasaran, jadi kemampuan menulis sangat diperlukan.
Penerjemahan tulis bersifat cyclic yaitu seorang penerjemah dapat memperbaiki tulisan jika dirasa kurang sepadan, sedangkan interpretasi yang sudah diujarkan hanya bisa diperbaiki jika benar-benar ada waktu untuk mengulang hasil terjemahan.
Disisi lain seorang intepreter dituntut mengalihkan informasi kepada pendengar. Selama menerjemahkan dalam acara formal, interpreter berada di ruangan khusus misal pada acara seminar atau konferensi.
Biasanya interpreter tidak lagi menggunakan kamus untuk mencari padanan kata.
Interpreter hanya menggunakan catatan kecil untuk mencatat poin penting yang ada dalam teks sumber (TSu) untuk dapat diungkapkan kembali pemahamannya tersebut dalam teks sasaran (TSa).
Kesalahan penerjemahan dalam interpretasi tidak dapat diperbaiki, karena biasanya interpretasi dilakukan secara pada waktu yang bersamaan.
Jenis penerjemahan lisan
Suryawinata & Hariyanto (2003:26) menyebutkan ada dua jenis penerjemahan lisan yaitu interpretasi simultan (simultaneous interpretation) dan interpretasi konsekutif / bergantian (consecutive interpretation).
Penjelasan dari dua jenis interpretasi menurut Suryawinata dan Hariyanto sebagai berikut:
1. Interpretasi simultan
Interpretasi simultan merupakan penerjemahan lisan yang dilakukan tanpa menunggu teks sumber dibacakan atau diujarkan hingga selesai, tetapi dilakukan bersamaan dengan selama ujaran itu berlangsung.
Ketika suatu frasa atau klausa sudah dimengerti, maka ketika itu juga sudah dilakukan interpretasi, akan tetapi bisa saja suatu ujaran baru diterjemahkan ketika berupa kalimat.
Pada saat menyampaikan atau berbicara dalam bahasa sasaran, seorang interpreter secara bersamaan harus sambil mendengarkan dan membuat catatan untuk ujaran berikutnya.
Seorang interpreter dalam penerjemahan simultan harus tahu betul topik pembicaraan yang nantinya akan dibahas.
2. Interpretasi konsekutif
Pada proses penerjemahan ini dilakukan dengan cara bergantian atau berurutan. Interpreter harus mendengarkan dulu lalu mencatat point penting lalu mengutarakan penerjemahan kepada pendengar penerima setelah pembicara selesai berbicara.
3. Interpretasi Whisper
Interpretasi ini dilakukan saat dua orang tidak saling memahami karena berbeda bahasa dan tidak saling memahami.
Interpretasi ini juga dilakukan dengan cara membisikkan kepada clien dan biasanya terbatas pada 2-3 orang saja.